Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dinilai masih memiliki peluang untuk mempertahankan hubungan baik dengan Amerika Serikat (AS) pasca pengenaan tarif impor sebesar 32%, salah satunya melalui kerja sama di sektor mineral kritis.
Anggota Pemangku Kepentingan Dewan Energi Nasional (DEN) Musri MT menyampaikan bahwa Indonesia memiliki cadangan mineral kritis yang dibutuhkan oleh industri global, termasuk sektor elektronik dan teknologi di AS.
Baca Juga: Jika Tarif Trump 104% ke China Berlaku, Ini Imbasnya ke Emiten Sektor Komoditas
Potensi ini, menurutnya, dapat menjadi nilai tawar strategis yang membuka peluang investasi lanjutan di dalam negeri.
"Kalau kita memiliki potensi, investasi itu akan masuk. Karena secara bisnis, sesuatu yang dibutuhkan, kalau potensinya ada dan layak dikembangkan, pasti akan menarik investor," ujar Musri saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (9/4).
Namun, untuk bisa mengembangkan kerja sama tersebut, Musri menekankan pentingnya data yang kuat dan inventarisasi lengkap melalui riset geologi.
Ia juga mengakui bahwa eksplorasi mineral, termasuk mineral kritis, kerap terkendala oleh keterbatasan biaya.
Baca Juga: Amerika Serikat (AS) Hantam China 104%, Beijing Balas dengan Tarif 84%
"Selama ini pemerintah sudah melakukan inventarisasi, meski dengan keterbatasan pembiayaan. Tapi dari data awal itulah, pemerintah bisa menawarkan potensi eksplorasi lebih lanjut kepada mitra global," jelasnya.
Sebagai informasi, mineral kritis memiliki peran strategis di berbagai sektor industri dunia, termasuk energi terbarukan, pertahanan, kesehatan, hingga manufaktur.
Berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2023, terdapat 47 komoditas mineral kritis dan strategis yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Beberapa di antaranya memiliki potensi besar, seperti lithium dan boron. Lithium merupakan komponen utama dalam baterai kendaraan listrik, serta digunakan dalam panel surya dan reaktor nuklir.
Baca Juga: Efek Tarif AS dan Produk Impor, KSPN Prediksi Lonjakan PHK
Sementara itu, boron menjadi unsur penting dalam teknologi hydrogen fuel cell, salah satu sumber energi alternatif untuk kendaraan masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News