kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ajang Moto GP Menjadi Investasi Jangka Panjang


Jumat, 18 Maret 2022 / 22:23 WIB
Ajang Moto GP Menjadi Investasi Jangka Panjang


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ajang Moto GP Mandalika bukan hanya sebagai hiburan semata, namun bentuk investasi jangka panjang Pemerintah Indonesia. Total dana yang diinvestasikan untuk pembangunan Pertamina Mandalika International Street Circuit disebut telah menelan biaya sekitar Rp 1 triliun.

Sejumlah emiten BUMN Karya diketahui telah ditunjuk oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau ITDC selaku pengelola sirkuit Mandalika untuk mengerjakan mega proyek di lintasan balap tersebut.

PT PP (Persero) Tbk (PTPP) misalnya, sebagai kontraktor utama pembangunan Pertamina Mandalika International Street Circuit diketahui telah meneken kontrak sekitar Rp 900 miliar untuk konstruksi paket I yang meliputi pengerjaan jaringan jalan lengkap dengan drainase, box utilitas, lansekap dan penerangan jalan.

Baca Juga: Pertamina Sediakan 50 Booth UMKM di Sirkuit Pertamina Mandalika

Nah, nilai kontrak dari PTPP itu saja sudah hampir mendekati total dana investasi pembangunan Pertamina Mandalika International Street Circuit yang diperkirakan senilai Rp 1 triliun. Nilai itu pastinya melebihi Rp 1 triliun karena masih ada sejumlah BUMN bidang konstruksi lainnya seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya (ADHI), dan PT Waskita Karya (WSKT) yang turut menyediakan infrastruktur di Mandalika.

Belum lagi, PTPP sempat melakukan pengaspalan ulang sebesar 17,5% dari total panjang lintasan yaitu 4,302 kilometer (km). Dengan demikian, bisa jadi dana yang dikeluarkan guna pembangunan sirkuit dan segala fasilitas penunjang telah menembus angka Rp 2 triliun.

Padahal, kondisi pandemi yang masih berjalan membuat penjualan tiket Moto GP belum optimal. Tercatat, di awal Maret penjualan tiket moto GP hanya mampu catatkan sebanyak 21.000 lembar tiket dari total tiket yang tersedia yakni 60.000 tiket. Meskipun, pada akhirnya telah dikonfirmasi bahwa semua tiket nonton Moto GP sudah ludes terjual beberapa hari sebelum ajang Moto GP berlangsung.

Hanya saja, Pemerintah belum mengkalkulasikan berapa pendapatan negara yang dihasilkan dari gelaran moto GP, baik dari penjualan tiket, hotel, akomodasi dan sebagainya.

“Kalau nanti eventnya sudah selesai, baru kita hitung berapa kira-kira yang masuk (pendapatan). Tapi semuanya kita hitung setelah nanti eventnya kita selesaikan di hari Minggu,” kata Jokowi dalam kanal youtube Sekretariat Presiden, Rabu (16/3).

Di sisi lain, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno optimistis ajang Moto GP Mandalika berpotensi meraup cuan sekitar Rp 500 miliar per tahunnya yang berdampak terutama bagi perekonomian Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hal itu berulang kali disampaikan Menparekraf dalam berbagai kesempatan. Menurutnya, keuntungan Rp 500 miliar tersebut dihitung berdasarkan penjualan tiket, akomodasi, tiket penerbangan dan turunan-turunannya.

Namun, optimisme tersebut dinilai masih jauh dari realita. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, butuh waktu cukup lama untuk berbalik untung apabila posisi modal yang dikucurkan adalah sekitar Rp 1 triliun.

Baca Juga: MenKop UKM Sebut Ajang MotoGP Harus Jadi Kebangkitan UMKM Sektor Otomotif

“Kalau keuntungan sirkuit Mandalika selama setahun sudah mencapai 50 persen dari modal, pasti banyak swasta yang juga bangun sirkuit dan menyelenggarakan event,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (18/3).

Huda menambahkan, perlu waktu untuk menghitung keuntungan karena melihat event Moto GP di Mandalika bukan merupakan ajang yang digelar secara rutin tiap bulannya. Apalagi, minat penonton masih relatif rendah karena kondisi pandemi. Terbukti dengan belum optimalnya penjualan tiket, padahal jumlah tiket sudah diturunkan dari 100.000 tiket menjadi 60.000 tiket.

Selain itu, Huda mengatakan, keuntungan tersebut tidak berdampak signifikan bagi perekonomian secara nasional, namun hanya sebatas regional yakni di kawasan NTB. Oleh karena itu, menurut pengamatan Huda, keuntungan dari gelaran Moto GP tidak mungkin sampai Rp 500 miliar per tahunnya dengan kondisi yang terjadi sekarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×