Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Handoyo .
“Kalau nanti eventnya sudah selesai, baru kita hitung berapa kira-kira yang masuk (pendapatan). Tapi semuanya kita hitung setelah nanti eventnya kita selesaikan di hari Minggu,” kata Jokowi dalam kanal youtube Sekretariat Presiden, Rabu (16/3).
Di sisi lain, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno optimistis ajang Moto GP Mandalika berpotensi meraup cuan sekitar Rp 500 miliar per tahunnya yang berdampak terutama bagi perekonomian Nusa Tenggara Barat (NTB).
Hal itu berulang kali disampaikan Menparekraf dalam berbagai kesempatan. Menurutnya, keuntungan Rp 500 miliar tersebut dihitung berdasarkan penjualan tiket, akomodasi, tiket penerbangan dan turunan-turunannya.
Namun, optimisme tersebut dinilai masih jauh dari realita. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, butuh waktu cukup lama untuk berbalik untung apabila posisi modal yang dikucurkan adalah sekitar Rp 1 triliun.
Baca Juga: MenKop UKM Sebut Ajang MotoGP Harus Jadi Kebangkitan UMKM Sektor Otomotif
“Kalau keuntungan sirkuit Mandalika selama setahun sudah mencapai 50 persen dari modal, pasti banyak swasta yang juga bangun sirkuit dan menyelenggarakan event,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (18/3).
Huda menambahkan, perlu waktu untuk menghitung keuntungan karena melihat event Moto GP di Mandalika bukan merupakan ajang yang digelar secara rutin tiap bulannya. Apalagi, minat penonton masih relatif rendah karena kondisi pandemi. Terbukti dengan belum optimalnya penjualan tiket, padahal jumlah tiket sudah diturunkan dari 100.000 tiket menjadi 60.000 tiket.
Selain itu, Huda mengatakan, keuntungan tersebut tidak berdampak signifikan bagi perekonomian secara nasional, namun hanya sebatas regional yakni di kawasan NTB. Oleh karena itu, menurut pengamatan Huda, keuntungan dari gelaran Moto GP tidak mungkin sampai Rp 500 miliar per tahunnya dengan kondisi yang terjadi sekarang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News