kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.889   41,00   0,26%
  • IDX 7.204   63,03   0,88%
  • KOMPAS100 1.106   10,86   0,99%
  • LQ45 878   11,63   1,34%
  • ISSI 221   0,93   0,42%
  • IDX30 449   6,38   1,44%
  • IDXHIDIV20 540   5,74   1,07%
  • IDX80 127   1,43   1,14%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,74   1,18%

Ajinomoto luncurkan Program Pengelolaan Air Limbah di Mojokerto dan Karawang


Senin, 29 Maret 2021 / 22:49 WIB
Ajinomoto luncurkan Program Pengelolaan Air Limbah di Mojokerto dan Karawang
ILUSTRASI. Karyawan Ajinomoto Indonesia


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ajinomoto Indonesia mendukung pemerintah dalam menjaga lingkungan melalui program Peningkatan Pengelolaan Air Limbah (WMI).

Deputy Factory Manager PT Ajinomoto Indonesia Pabrik Mojokerto Hariyono mengatakan, konsep WMI  sesuai dengan salah satu inisiatif keberlanjutan global perusahaan untuk mengurangi kerusakan lingkungan global saat memproduksi produk, dan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas air di Indonesia.

Ia mengatakan proses pengolahan limbah cair dari penerimaan, proses produksi (influent), sampai dengan release (effluent), membutuhkan waktu proses (treatment) sekitar 10-12 jam dan beroperasi secara terus-menerus selama 24 jam per hari.

Ia bilang pengolahan limbah cair menjadi air bersih ini dilakukan di dua pabrik PT Ajinomoto Indonesia, di Mojokerto dan Karawang.

Baca Juga: Setelah pupuk, PT Ajinomoto Indonesia mengolah limbah cair menjadi air besih

“Namun, secara proses dan kapasitasnya di kedua lokasi berbeda karena menyesuaikan dengan jenis proses produksi dan lokasi,” jelas Hariyono dalam keterangan resminya, Senin (29/3).

Nantinya air limbah dari proses produksi masuk ke gathering dan equalization tank untuk diatur konsentrasi pH dan jumlah cairan lainnya. Selanjutnya proses pre-treatment dengan menambahkan udara (proses aerasi) dan kemudian masuk ke biological de-nitrification process.

“Hasil dari proses ini kemudian masuk ke proses penjernihan/pengendapan pertama, yang hasilnya adalah air jernih tetapi masih sedikit berwarna (yellowish). Selanjutnya masuk ke proses penjernihan/pengendapan kedua sehingga air menjadi benar-benar jernih,” tambahnya.

Adapun di Mojokerto yang produksi utamanya adalah MSG dan seasoning, nantinya hasil air setelah semua proses di atas selesai langsung dialirkan ke Sungai Brantas dengan parameter baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan daerah.

Baca Juga: Ajinomoto beri beasiswa S2 ke Jepang untuk mahasiswa Indonesia, ayo segera daftar!

Sedangkan di Karawang, produksi utamanya adalah seasoning saja dan berada di dalam kawasan industri, sehingga limbah cair tidak langsung dialirkan ke sungai, tetapi dialirkan ke WWT kawasan industri dan harus mengikuti parameter yang telah ditetapkan oleh kawasan industri tersebut.

Dengan demikian Hariyono bilang perusahaan juga berkomitmen untuk menurunkan volume limbah cair.

“Lewat cara ini maka akan menciptakan nilai ekonomi melalui aktivitas bisnis kami, dan akan melanjutkan inisiatif ini sejalan dengan pertumbuhan bisnis perusahaan,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×