Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berencana menjual 10 ruas tol yang dimiliki lewat anak usahanya PT Waskita Toll Road (WTR). Salah satu yang akan dilego adalah jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu.
Jalan tol sepanjang 21,5 kilometer (km) tersebut akan dijual secara one on one atau Waskita Karya akan melakukan penjajakan secara langsung satu per satu dengan investor. Saat ini, perusahaan sedang melakukan negosiasi dengan investor. Lalu siapakah investor yang berminat membeli tol Becakayu ini?
Tunggul Rajagukguk, Direktur Keuangan WSKT mengatakan, pihaknya sedang melakukan penjajakan untuk penjualan saham tol becakayu dengan investor lokal. "Penjualannya ini memakai mekanisme one on one, sekarang negosiasi masih terus berjalan dengan investor lokal," kata Tunggul, Rabu (8/11).
Lantaran masih dalam proses negosiasi, WSKT tidak bersedia menyebutkan target perusahaan dari penjualan tol Becakayu tersebut. Namun sebelumnya, Direktur Utama WSKT, Muhammad Cholid menyebutkan, pihaknya membidik dana Rp 10 triliun dari penjualan tiga ruas tol lewat skema one on one yaitu Becakayu, Kayu Agung-Palembang-Betung, dan Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi.
Astra Infra adalah satu perusahaan infrastruktur yang mengaku tertarik untuk mengambil alih tol Becakayu jika tawarannya menarik. Namun, Wiwiek DS Direktur Utama Astra Infra mengaku, hingga saat ini pihaknya belum menerima penawaran dari Waskita.
"Kami berminat aja, tetapi tergantung penawarannya. Karena kalau mau investasi seperti pacaran, kalau cocok lanjut. Tapi memang sampai sekarang belum ditawarkan ke kami," kata Wiwiek pada Kontan.co.id.
Sementara perusahaan infrastruktur lain PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) mengaku juga sedang membidik dua ruas tol di Jabodetek. Hanya saja, perusahaan tidak menyebutkan tol apa saja yang sedang diincar tersebut.
Saat ditanya apakah salah satu ruas tol yang diincar tersebut adalah Becakayu, Muhammad Ramdani Basri, Direktur Utama META tidak membantah maupun mengiyakan. Dia hanya mengatakan, pihaknya akan membuka diri untuk berinvestasi di jalan tol yang sudah jadi maupun yang baru akan ditenderkan. "Kalau peluang bisnisnya bagus kami terbuka baik brownfield atau greenfield,"ungkapnya.
META akan semakin agresif ekspansi bisnis tol setelah resmi dikendalikan oleh Metro Pasific Investment Corporation (MPIC) lewat anak usahanya PT Metro Pasifik Tolways Indonesia. Perusahaan asal Filipina itu telah mengakuisisi 43,32% saham META sehingga kepemilikannya saat ini menjadi 47,08%. MPIC ini merupakan anak usaha dari Salim Group.
META akan menyiapkan sekitar Rp 9 triliun-Rp 10 triliun untuk pengembangan bisnis di jalan bebas hambatan hingga 2018. Sekitar Rp 2,5 triliun akan dipakai untuk menggarap proyek Tol Layang AP. Pettarani yaitu penambahan lingkup dari tol Ujung Pandang Seksi III milik perusahaan.
Sementara sisanya akan digunakan META untuk mengincar sekitar 4 ruas jalan tol tahun 2018. Dua diantaranya ada di Jabodetabek dan dua lagi ada di luar Pulau Jawa.
Seperti diketahui, Tol Becakayu dikelola oleh PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) dimana 98,97% sahamnya dimiliki oleh WTR sebesar 98,97% dan 1,03% digenggam PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Tol ini terdiri dari dua seksi dengan total panjang mencapai 21,5 km. Seksi I dari Jakasampurna-Kampung Melayu 11,5 km dibagi tiha bagian lagi yaitu IA, IB dan IC. Seksi II dari Jaka Sampurna- Duren Jaya sepanjang 10 km. Seksi 1B dan 1 C tol Becakayu yang melintang dari Cipinang-Jakasampurna sepanjang 8,2 kilometer (km) telah beroperasi pada awal November 2017 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News