Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana ekspansi PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) terhambat pada periode pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di kuartal ketiga. Salah satu ekspansi yang terhambat adalah penambahan gerai baru.
Sekretaris Perusahaan Erajaya Amelia Allen menuturkan, pembatasan yang terjadi sejak PPKM bulan Juli 2021 memberikan batasan aktivitas yang dapat dilakukan. "Salah satunya ekspansi gerai baru," ujar dia kepada Kontan.co.id, Senin (27/9).
Kendati begitu, Amelia menuturkan Erajaya tetap memonitor kondisi yang terjadi. Menurut dia, ERAA akan melanjutkan rencana ekspansi gerai baru setelah kondisi pemulihan lebih baik.
Baca Juga: Emiten-emiten ini punya ROE tinggi, mana yang layak dicermati?
Amelia tidak menyebutkan jumlah gerai baru yang dibuka pada kuartal ketiga. Yang jelas, hingga semester pertama 2021 ERAA telah membuka sebanyak 82 gerai.
Rinciannya, sebanyak 70 gerai konvensial dan sebanyak 12 gerai dibuka dengan konsep Erafone Cloud Retail partner. "Dengan konsep Erafone Cloud Retail, Erajaya menggandeng investor individu untuk berkolaborasi dengan Erajaya membuka gerai Erafone bersama," ujar Amelia.
Dari pembukaan tersebut, Erajaya telah menyerap belanja modal sebesar Rp 93 miliar. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, tahun ini ERAA menganggarkan belanja modal sekitar Rp 250 miliar yang berasal dari kas internal.
Baca Juga: ERAA Menepis Kabar Rencana Blibli Masuk
Amelia berharap, inovasi pembukaan gerai dengan konsep baru dapat semakin mendorong kinerja ERAA. Sejauh ini, Amelia bilang gerai konsep baru tersebut telah berhasil menyumbang pendapatan.
"Gerai tersebut telah memberikan kontribusi pendapatan yang positif kepada Erajaya, meskipun secara jumlah gerai dengan konsep baru masih belum banyak," imbuh dia.
Pada semester pertama 2021, ERAA membukukan pertumbuhan signifikan, baik dari sisi top line maupun bottom line. Tercatat, laba bersih ERAA melesat 392,44% secara year on year (yoy) menjadi Rp 558,54 miliar. Sementara itu penjualan bersihnya naik 47,65% yoy menjadi Rp 21,35 triliun.
Baca Juga: Analis RHB Sekuritas rekomendasikan beli saham ERAA, ini alasannya
Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Putu Chantika Putri menilai, inovasi gerai baru ERAA dapat mempercepat ekspansi dengan mempertahankan belanja modal. Sebab, melalui kemitraan ini, ERAA dapat dengan cepat memasuki pasar baru dengan risiko yang lebih kecil.
"Namun, kami rasa perlu waktu agar hasilnya dapat tercermin dalam pertumbuhan top line yang lebih tinggi," ujar Putu dalam riset 26 Agustus 2021.
Putu memproyeksi laba tahun ERAA tahun ini akan tumbuh 34% dari tahun lalu. Sedangkan pertumbuhan laba tahun 2022 sebesar 45% dari tahun ini. Prediksi tersebut mempertimbangkan meningkatnya permintaan untuk produk yang terkait dengan stay at home dan work from home, ekspansi margin, dan portofolio bisnis yang luas.
"Oleh sebab itu, kami mempertahankan rekomendasi buy dengan target harga yang lebih tinggi, yakni sebesar Rp 850 per saham," ujar Putu. Pada penutupan perdagangan Senin (27/9), harga saham ERAA melemah 2,42% ke level Rp 605 per saham.
Baca Juga: Setelah Akuisisi RANC, Grup Djarum Kini Membidik Erajaya (Ada Hak Jawab Erajaya)*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News