Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini
Kendati begitu, kata Ifan, jenis solar bersubsidi yang disalurkan AKR tidak lah signifikan. Ifan bilang, jumlahnya hanya berkisar 234.000 kilo liter (KL) atau hanya sekitar 1,5% dari kuota solar tahun ini yang berada di angka 14,5 juta KL."Jadi tidak terlalu banyak. Hanya saja kita tetap tunggu perkembangannya seperti apa," ujarnya.
Terkait kuota solar yang diberikan, Muliady mengatakan bahwa pihaknya telah menyelurkan sekitar 100.000 KL solar dari kuota yang dimiliki. Seperti diketahui, AKR Corporindo yang telah berhenti meyalurkan solar bersubdi sejak 12 Mei 2019.
Baca Juga: Harga Minyak Bikin Kinerja AKR Corporindo (AKRA) Tergelincir
Sebagaimana yang diberitakan Kontan.co.id sebelumnya, AKR merasa formula harga BBM yang berlaku saat ini dirasa kurang tepat untuk mencapai tingkat keekonomian.
Formula tersebut diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 62 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan, yang terbit 2 April 2019.
Dalam beleid itu disebutkan harga dasar jenis BBM tertentu dan jenis BBM khusus penugasan ditetapkan berdasarkan biaya perolehan yang dihitung secara bulanan pada periode tanggal 25 hingga tanggal 24 bulan sebelumnya, biaya distribusi dan biaya penyimpanan serta margin.
Dengan demikian, formula harga minyak solar subsidi ditetapkan sebagai berikut: formula 95% harga indeks pasar (HIP) minyak solar + Rp 802,00 per liter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News