Reporter: Leni Wandira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gelombang aksi demonstrasi beberapa hari terakhir mulai dirasakan dampaknya oleh pelaku ritel modern.
Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) mencatat sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat mengalami penurunan signifikan trafik pengunjung, bahkan sebagian harus menutup operasional lebih awal atau total.
Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah mengatakan, kondisi paling terdampak terjadi di mal-mal yang berada dekat dengan lokasi unjuk rasa.
"Dampak aksi dalam beberapa hari ini memang ada beberapa penutupan mal yang dekat zona merah, ada yang tutup lebih pagi, bahkan ada yang tutup total. Misalnya Mall Atrium yang baru besok bisa buka kembali. Kunjungan konsumen juga turun sekali, sepi, terutama di Jakarta Pusat,” ujar Budihardjo kepada Kontan, Senin (1/9/2025).
Baca Juga: Kerusuhan Ancam Operasional Pusat Perbelanjaan, Industri Mal dan Ritel Was-Was
Sebaliknya, Budihardjo melihat adanya pergeseran trafik ke mal-mal yang berada di kawasan suburban atau kota penyangga Jakarta.
"Ada peningkatan kunjungan di mal-mal suburban. Strateginya, kami mengalihkan stok ke mal yang lebih ramai. Selain itu, online tetap jadi kanal utama yang diperkuat,” jelasnya.
Menurut Budihardjo, peritel juga mengantisipasi potensi panic buying dengan menambah stok di toko-toko tertentu. Namun, ia menegaskan kondisi masih terkendali. “Yang penting supply chain tetap jalan dan stok barang tersedia,” tambahnya.
Menjelang akhir tahun, Hippindo optimistis terhadap prospek konsumsi domestik. Sektor ritel dinilai masih bisa cepat pulih jika didukung perbaikan infrastruktur, promosi, dan penyederhanaan izin usaha. “
"Pandangan induk akhir tahun sebenarnya positif, karena konsumsi bisa ditopang hanya dengan sedikit perbaikan. Tapi, ketidakstabilan ekonomi dan kerusuhan seperti pembakaran fasilitas publik berpotensi menekan kepercayaan investor maupun turis luar negeri,” ujar Budihardjo.
Ia menekankan bahwa fokus saat ini adalah menjaga stabilitas dan memulihkan kepercayaan publik.
"Sekarang kita harus bantu gerakan jaga Indonesia, perbaiki infrastruktur yang rusak, pulihkan kepercayaan baik dalam maupun luar negeri, agar investor dan wisatawan kembali percaya,” imbuhnya.
Baca Juga: Okupansi Mal Diprediksi Cuma 87% hingga Akhir Tahun
Selanjutnya: Tingkat Hunian Hotel Berbintang Meningkat pada Juli 2025
Menarik Dibaca: Bunga Deposito Bank Mega di September 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News