kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akuisisi Axis, XL Axiata mencari pinjaman


Jumat, 27 September 2013 / 07:02 WIB
Akuisisi Axis, XL Axiata mencari pinjaman
Promo Indomaret super hemat mingguan berlaku mulai 18-24 Mei 2022 untuk potongan harga yang menarik di pekan ini.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Niat PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengambil alih PT Axis Telekom Indonesia segera terwujud. EXCL akan membeli 95% saham Axis milik Teleglobal Investment B.V., anak usaha Saudi Telecom Company (STC).

XL Axiata, Teleglobal, dan STC telah meneken perjanjian jual beli saham bersyarat Kamis (26/9). Para pihak sepakat, harga 100% saham Axis dipatok US$ 865 juta.

Artinya, EXCL harus merogoh kocek sebesar US$ 821,75  juta atau setara Rp 9,45 triliun (kurs 1 US$=Rp 11.500) untuk memboyong 95% saham Axis. Perlu dicatat, nilai pembelian itu memakai asumsi Axis bersih dari utang dan kasnya bernilai nol alias cash free and debt free.

Menilik posisi kas dan setara kas EXCL yang hingga Juni 2013 tercatat hanya Rp 1,90 triliun, jelas emiten ini tak bisa membayar akuisisi itu dengan dana sendiri. Maka itu, Hasnul Suhaimi, Direktur Utama EXCL, bilang, EXCL sedang menyiapkan skema pendanaan transaksi ini. Kemungkinan, dana berasal dari utang induk usaha EXCL, yakni Axiata Investments Sdn. Bhd dan pinjaman lembaga keuangan. "Sepertinya, kombinasi loan Axiata dan institusi lain," ujarnya, kemarin.

Axiata sendiri kini tengah mencari dana US$ 500 juta melalui penjualan saham perdana alias initial public offering (IPO) digelar di Kuala Lumpur, Malaysia. Kemungkinan, kelak, sebagian dana IPO itu untuk membiayai transaksi pembelian Axis.

Targetnya, transaksi pembelian Axis tuntas 31 Maret 2014. Tapi, EXCL masih harus meminta restu ke pemegang saham dan pemerintah.

Arandi Nugraha, analis Batavia Prosperindo Sekuritas menilai, dari sisi bisnis, konsolidasi kedua operator seluler tersebut jelas menguntungkan EXCL. Sebab, selama ini EXCL terkendala kapasitas dan sinyal frekuensi yang lemah. Nah, setelah mengakuisisi Axis, spektrum frekuensi EXCL bisa melebar menjadi 22,5 MHz di pita 1.800 Mhz, serta menjadi 25 MHz di pita 2.100 Mhz.

Akhir Juni lalu, kewajiban EXCL mencapai Rp 23,49 triliun dengan ekuitas Rp 14,94 triliun. Dus, debt to equity ratio (DER) EXCL tercatat 1,57 kali. Bila pembelian Axis dibiayai dengan utang Rp 9,45 triliun, DER EXCL bakal melejit menjadi 2,20 kali.

Dalam jangka pendek, Arandi merekomendasikan hold untuk saham EXCL. Sementara, berdasarkan konsensus yang dicatat oleh Bloomberg, para analis menetapkan target harga saham EXCL ada di level Rp 5.883 per saham. Kemarin (26/9), harga EXCL menguat 4,17% menjadi Rp 4.375 per saham.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×