kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Akuisisi SECP oleh Chandra Asri Bisa Tingkatkan Produksi Petrokimia


Jumat, 18 Oktober 2024 / 00:43 WIB
Akuisisi SECP oleh Chandra Asri Bisa Tingkatkan Produksi Petrokimia
ILUSTRASI. Komplek PT. Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) di Cilegon, Banten. PT. Chandra Asri Pacific Tbk , selaku anak usaha PT Barito Pacific Tbk. KONTAN/Muradi


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah akuisisi PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) melalui kemitraannya dengan Glencore plc terhadap Shell Energy and Chemicals Park (SECP) di Singapura, dapat meningkatkan ketahanan energi dan memenuhi permintaan yang terus meningkat untuk produk petrokimia.

Pengamat Energi Universitas Gajah Mada (UGM) Fahmy Radhi menerangkan, kontribusi Chandra Asri Group lewat SECP akan mendukung peningkatan produksi petrokimia nasional. “Bahan baku bisa didapatkan dengan mudah dan meningkatkan pertumbuhan industri manufaktur,” tutur dia dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis (17/10).

Melalui SECP, yang merupakan salah satu kilang minyak dan pusat perdagangan terbesar di dunia, Chandra Asri Group akan menyediakan produk petroleum, termasuk bensin, bahan bakar jet, gas oil, dan bitumen untuk mendukung berbagai industri di Indonesia.

Dengan demikian, terbuka kemungkinan untuk menurunkan harga produk minyak bumi melalui kolaborasi dalam transportasi dan infrastruktur. Produk kimia lain yang dapat diproduksi oleh Aster, seperti MEG dan Polyol, sangat penting dalam proses manufaktur. Indonesia masih membutuhkan sejumlah produk kimia tersebut dan sering mengimpornya dari negara maju.

Baca Juga: INOV Manfaatkan Potensi Ekonomi Industri Daur Ulang

Chandra Asri Group berencana untuk memprioritaskan kebutuhan pasar Indonesia dengan memindahkan produk dari Aster guna mengisi kekurangan tersebut Hal ini juga sejalan dengan rencana pemerintah untuk menaikkan lifting minyak dan gas naik, dalam rangka mengurangi impor yang membuat anggaran negara semakin besar.

Seperti diketahui, produksi minyak dan gas bumi (migas) Indonesia menghadapi tantangan yang berat. Sebab, produksi migas Indonesia terus mengalami penurunan

Berdasarkan data Kementerian ESDM, lifting minyak terus menurun dari tahun 2015. Pada tahun itu, realisasi lifting minyak tercatat 779 ribu barel per hari (bopd). Sempat naik menjadi 829 ribu bopd di 2016, tapi kemudian turun di 2017 menjadi 804 ribu bopd.

Setelah itu, lifting terus turun secara berurutan yakni 778 ribu bopd (2018), 746 ribu bopd (2019), 707 ribu bopd (2020), 660 ribu bopd (2021), 612 ribu bopd (2022), dan 605,4 ribu bopd (2023).

Dengan terus menurunnya lifting minyak dan gas terus maka akan berdampak terhadap keuangan negara. Pada tahun 2023, subsidi bahan bakar di Indonesia mencapai IDR 160 triliun, dan 60% dari jumlah tersebut dialokasikan untuk sektor bahan bakar dan LPG.

Saat ini, Indonesia sangat bergantung pada impor untuk minyak mentah dan produk minyak bumi guna menutupi defisit. Untuk memastikan keterjangkauan dan aksesibilitas bagi konsumen, subsidi bahan bakar diberikan.

Baca Juga: Kadin Indonesia Luncurkan Indonesia Cybersecurity Industry Report & ADIKSI

Fahmy menjelaskan,  penurunan lifting ditambah kapasitas kilang yang terbatas, membuat Indonesia terus menjadi net importer minyak. “Pada akhirnya, Indonesia bergantung impor minyak mentah dan BBM. Saat ini, suit mengurangi ketergantungan impor minyak karena cadangan minyak di dalam negeri semakin turun,” papar dia.

Fahmy menilai, butuh investasi besar untuk mengeksplorasi cadangan minyak. Namun, investor besar di Indonesia kurang berminat karena cadangan minyak yang menipis.

Dia menerangkan, yang semestinya menjadi perhatian pemerintah untuk menggenjot produksi migas yakni dengan perluas eksplorasi cekungan baru yang secara geologis potensinya besar, tetapi belum terbukti ekonomis.

“Ketika cadangan migas pada sumur-sumur baru tersebut telah terbukti secara geologis dan dari sisi nilai keekonomian dianggap mumpuni, maka investor akan berdatangan,” ujar Fahmy.

Direktur Utama & CEO Chandra Asri Group Erwin Ciputra sebelumnya menjelaskan, setiap keputusan bisnis yang diambil oleh Perusahaan bertujuan untuk memberikan manfaat bagi Indonesia. Akuisisi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.

"Kami berkomitmen untuk menjadi mitra pertumbuhan bagi Indonesia. Langkah strategis tersebut merupakan salah satu kontribusi kami terhadap pengembangan industri lokal dan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata dia.

Erwin menambahkan, hasil usaha yang didapatkan dari SECP akan direpatriasi dan diinvestasikan kembali untuk pembangunan industri dalam negeri, yang akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan pajak nasional, baik dari pajak perusahaan maupun pajak individu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×