kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.694.000   -13.000   -0,76%
  • USD/IDR 16.401   5,00   0,03%
  • IDX 6.606   19,09   0,29%
  • KOMPAS100 964   -2,78   -0,29%
  • LQ45 747   -0,24   -0,03%
  • ISSI 206   0,68   0,33%
  • IDX30 388   0,44   0,11%
  • IDXHIDIV20 470   1,92   0,41%
  • IDX80 109   -0,32   -0,29%
  • IDXV30 114   -1,22   -1,06%
  • IDXQ30 127   0,06   0,05%

Alami Kelangkaan Stok BBM di Januari lalu, Begini Penjelasan Shell Indonesia


Rabu, 26 Februari 2025 / 13:27 WIB
Alami Kelangkaan Stok BBM di Januari lalu, Begini Penjelasan Shell Indonesia
ILUSTRASI. Suasana Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell yang tidak menyediakan bahan bakar minyak (BBM) di kawasan Permata Hijau, Jakarta, Rabu (5/2/2025). Terkait kelangkaan BBM di sejumlah Umum SPBU, Shell Indonesia mengungkapkan bahwa keterbatasan stok BBM disebabkan oleh kendala dalam pengadaan dan distribusi. Meski mengalami kendala stok BBM, SPBU Shell tetap beroperasi untuk melayani pelanggan dengan produk dan layanan lainnya, seperti Shell Select dan bengkel. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Shell Indonesia akhirnya angkat bicara terkait kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang terjadi pada Januari 2025.

President Director and Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian mengungkapkan, gangguan pasokan menjadi penyebab utama terjadinya stock out di sejumlah SPBU.

Dalam paparannya, Ingrid menjelaskan, Shell Indonesia telah beroperasi sejak 2005 dan kini memiliki hampir 200 SPBU di empat provinsi, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Shell hanya menjual BBM non-subsidi dengan varian RON 92, 95, 98, serta diesel CN51.

Baca Juga: Pertamax Naik, Bandingkan Harga BBM RON 92 Pertamina, Shell, BP & Vivo Rabu (26/2)

Terkait kelangkaan BBM yang terjadi sejak Januari, ia mengakui SPBU Shell mengalami stock out untuk seluruh varian BBM akibat keterlambatan dalam rantai pasok.

"Hambatan tersebut memang merupakan kondisi yang di luar kendali kami," kata Ingrid dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (26/2).

Ingrid menerangkan, Shell Indonesia telah mengajukan permohonan neraca komoditas untuk tahun 2025 sejak September 2024 sebagai dasar memperoleh persetujuan impor.

Setelah melalui proses korespondensi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Shell akhirnya mendapatkan neraca komoditas pada 20 Januari 2025 dan persetujuan impor tiga hari kemudian, yakni pada 23 Januari 2025.

Baca Juga: Makin Langka, Masyarakat Keluhkan Stok BBM di SPBU BP dan Shell

Namun, Ingrid mengungkapkan saat persetujuan tersebut diperoleh, sekitar 25% Shell sudah mengalami stock out untuk beberapa varian BBM. Shell pun melakukan strategi mitigasi dengan membagi stok secara proporsional agar tidak terjadi kelangkaan total di seluruh wilayah. Setelah mendapatkan izin impor, Shell langsung melakukan percepatan dalam mendatangkan BBM.

“Bongkar di terminal, pengetesan, dan sampai distribusi dari terminal ke SPBU itu membutuhkan waktu sekitar hampir 20 hari," ungkap Ingrid.

Ingrid menambahkan, BBM tiba di terminal pada 6 Februari 2025 dan seluruh SPBU Shell sudah kembali beroperasi normal sejak 11 Februari 2025.

“Alhamdulillah telah bisa beroperasi seperti sediakala itu per tanggal 11 Februari 2025,” pungkasnya.

Selanjutnya: Bitcoin Longsor di Bawah US$90.000! Bahaya Buy the Dip, Tren Bearish Masih Mengintai

Menarik Dibaca: Harga Xiaomi 15 Ultra Kamera dan Spesifikasi Lengkapnya! Cek di Sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×