Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pemerintah akan membuka kesempatan yang lebih besar bagi investor asing untuk masuk ke sektor farmasi nasional, lantaran pelaku usaha nasional di sektor tersebut dinilai belum begitu kuat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyebutkan, dengan pertimbangan itu, pemerintah melonggarkan aturan untuk sektor farmasi, sehingga investor asing berkesempatan mengendalikan lebih banyak saham di industri ini.
“Industri farmasi sebelumnya sudah terbuka, asing 75 persen dan nasional 25 persen. Tapi ternyata sulit berkembang, karena nasional tidak kuat. Jadi dibuka 85 persen, tapi masih menjadi draft,” ungkap Hatta di kantornya, Jakarta, Rabu (6/11/2013).
Selain industri farmasi, sektor wisata alam berbasis kehutanan juga akan diperlonggar, dari yang tadinya 49 persen menjadi 70 persen. Ia menambahkan, sektor terlekomunikasi yang terdiri dari sambungan tetap, multimedia dan seluler juga dinaikkan menjadi 65 persen.
“Distribusi film yang tadinya 100 persen di dalam negeri tapi nanti asing bisa masuk 49 persen,” imbuh Hatta.
Pemerintah juga berencana merelaksasi besaran investasi di sektor keuangan yang tadinya 80 persen menjadi 85 persen. Namun demikian, Hatta menegaskan rencana pelonggaran sejumlah sektor dari DNI tersebut masih dalam tahap pembahasan.
“Jadi belum final, sektor-sektornya masih kita pertajam lagi,” pungkasnya.(Estu Suryowati/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News