Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
Di sektor pertambangan mineral, PT Mitra Murni Perkasa (MMP) selaku anak usaha MMS Group Indonesia (MMSGI) juga belum lama ini membeli REC PLN. Diharapkan serifikat ini dapat memberikan nilai tambah pada produk hilirisasi nikelnya.
“Pengembangan hilirisasi nikel yang memanfaatkan energi terbarukan merupakan kesempatan emas untuk pengembangan Industri Baterai Nasional khususnya dalam mendukung industri kendaraan listrik," ujar Achmad Zuhraidi selaku Perwakilan MMP beberapa waktu lalu.
Dalam mewujudkan pengembangan hilirisasi nasional, MMP juga direncanakan untuk menggunakan 140 MVA listrik PLN, di mana 50% nya akan dipenuhi dari sumber energi terbarukan.
Baca Juga: Skema Power Wheeling Dinilai Menjadi Jalan Masuk untuk Pengembangan Energi Terbarukan
Mitra Murni Perkasa sedang mengembangkan fasilitas smelter nikel di Balikpapan, Kalimantan Timur. Smelter ini diperkirakan akan menghasilkan 27.800 ton per tahun nickel matte dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF).
Tidak hanya dari industri pertambangan mineral dan batubara saja, sertifikat energi terbarukan PLN juga diminati sektor otomotif. Auto2000 sebagai dealer Toyota terbesar di Indonesia membeli REC PLN untuk mendukung penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).
Zuriaty, Human Capital & General Services Division Auto2000 menyatakan, pembelian REC dari PLN merupakan upaya Auto2000 mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan Target Sustainbility Index Astra.
“Termasuk, mendukung kebijakan Group Astra International dan menjalankan program pemerintah Indonesia dalam rangka menurunkan emisi gas rumah kaca,” terangnya belum lama ini.
Baca Juga: Strategi Ramah Lingkungan CLEO di Tengah Kenaikan BBM
Zuriaty berharap langkah sederhana ini dapat menjadi bagian usaha menjaga kelestarian lingkungan dan menginsipirasi untuk menjalakan program berkelanjutan dengan visi ramah lingkungan lainnya.
Di sektor manufaktur, industri alas kaki yang berada di urutan ke 6 sebagai negara eksportir produk alas kaki terbesar di dunia juga tertarik menggunakan sertifikat energi terbarukan PLN demi meningkatkan daya saing produk di pasar ekspor.
Irman Bakri, Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menyatakan, industri alas kaki membutuhkan energi terbarukan untuk meningkatkan daya saing dan nilai jual lebih di pasar Eropa dan Amerika.
“REC PLN ini menarik. Sejatinya penggunaan EBT sudah menjadi isu lama yang ingin kami dorong demi mengurangi emisi dari pdouk tujuan ekspor Indonesia.” ujarnya.
Dia berharap ke depannya, pemanfaatan energi terbarukan sebagai setrum bersih ke industri alas kaki bisa lebih besar dalam periode dekat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News