kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.547.000   -20.000   -1,28%
  • IDX 7.522   -51,93   -0,69%
  • KOMPAS100 1.160   -10,36   -0,89%
  • LQ45 913   -7,93   -0,86%
  • ISSI 229   -1,90   -0,82%
  • IDX30 470   -4,28   -0,90%
  • IDXHIDIV20 563   -4,41   -0,78%
  • IDX80 132   -1,12   -0,84%
  • IDXV30 139   -1,52   -1,08%
  • IDXQ30 156   -1,40   -0,89%

Alasan Pelaku Usaha Berminat Memiliki Sertifikat Energi Terbarukan (REC) PLN


Kamis, 29 Desember 2022 / 17:06 WIB
Alasan Pelaku Usaha Berminat Memiliki Sertifikat Energi Terbarukan (REC) PLN
(Tengah) Edison Sipahutar, Executive Vice President Pelayanan Pelanggan Korporat dan Institusi Besar PT PLN (Persero), dan? Shigeru Kumano, CFO Fast Retailing Indonesia. Alasan Pelaku Usaha Berminat Memiliki Sertifikat Energi Terbarukan (REC) PLN.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Saat ini sudah banyak pengguna listrik yang ingin perusahaannya dialiri setrum dari energi hijau. Hal ini agar produknya bisa lebih kompetitif di pasar internasional. 

Sejalan dengan kebutuhan ini, PT PLN menerbitkan Sertifikat Energi Terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC) untuk memfasilitas kebutuhan itu. 

Wakil Ketua Umum Kadin Koordinator Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri, Shinta W. Kamdani menyatakan, komitmen dan aksi nyata terhadap keberlanjutan merupakan salah satu bentuk daya saing di pasar global. Salah satu aksi adalah pemanfaatan listrik dari EBT. 

“Adanya produk REC dari PLN memang membantu perusahaan di Indonesia untuk melakukan klaim terhadap pemanfaatan listrik dari EBT di Indonesia,” ujarnya saat dihubungi Rabu (28/12). 

Baca Juga: Sertifikat Energi Baru Terbarukan (REC) Milik PLN Digandrungi Kalangan Industri

Shinta menegaskan, yang perlu dicatat adalah, REC hanya salah satu dari mekanisme yang diterima oleh pasar global. Selain REC, pemanfaatan listrik EBT yang bersifat captive juga diperlukan. 

Nah, Shinta menilai sektor swasta di Indonesia akan sangat terbantu dengan memanfaatkan kombinasi antara listrik EBT captive, REC, dan bentuk-bentuk klaim listrik EBT yang diharapkan dapat terwujud di Indonesia seperti green tariff.

Shinta mengemukakan, REC sebagai salah satu bentuk klaim yang diakui oleh pasar global membuat banyak perusahaan berminat atas REC. Hal ini sejalan dengan agenda mitigasi perubahan iklim, salah satunya adalah pemanfaatan listrik dari EBT. 

Baru-baru ini, anak usaha Astra Group di sektor pertambangan batubara, PT United Tractors Tbk (UNTR) ikut menggunakan fasilitas REC. Melalui pembelian seritifkat ini, UNTR memastikan energi listrik yang digunakan dalam aktivitas operasinya bersumber dari energi terbarukan. 

Sara K. Loebis, Head of Corporate Governance and Sustainability Division UNTR, menyampaikan pembelian REC ini sejalan dengan komitmen United Tractors menempuh proses transisi menuju energi hijau atau ramah lingkungan. 

Baca Juga: Diakui Global & Dorong Bauran Energi, Sertifikat EBT PLN Diminati Ratusan Korporasi

“UNTR menyambut baik adanya fasilitas REC yang disediakan oleh PLN. Ke depannya, terdapat sejumlah titik operasi UNTR yang berpotensi menggunakan REC juga,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (26/12). 

Sara berharap dengan kolaborasi yang dilakukan bersama PLN ini dapat berperan sebagai konektor industri energi dan informasi di Indonesia, serta mewujudkan inisiatif transisi energi yang bisa berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan. 

Di sektor pertambangan mineral, PT Mitra Murni Perkasa (MMP) selaku anak usaha MMS Group Indonesia (MMSGI) juga belum lama ini membeli REC PLN. Diharapkan serifikat ini dapat memberikan nilai tambah pada produk hilirisasi nikelnya. 

“Pengembangan hilirisasi nikel yang memanfaatkan energi terbarukan merupakan kesempatan emas untuk pengembangan Industri Baterai Nasional khususnya dalam mendukung industri kendaraan listrik," ujar Achmad Zuhraidi selaku Perwakilan MMP beberapa waktu lalu. 

Dalam mewujudkan pengembangan hilirisasi nasional, MMP juga direncanakan untuk menggunakan 140 MVA listrik PLN, di mana 50% nya akan dipenuhi dari sumber energi terbarukan.

Baca Juga: Skema Power Wheeling Dinilai Menjadi Jalan Masuk untuk Pengembangan Energi Terbarukan

Mitra Murni Perkasa sedang mengembangkan fasilitas smelter nikel di Balikpapan, Kalimantan Timur. Smelter ini diperkirakan akan menghasilkan 27.800 ton per tahun nickel matte dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF).

Tidak hanya dari industri pertambangan mineral dan batubara saja, sertifikat energi terbarukan PLN juga diminati sektor otomotif. Auto2000 sebagai dealer Toyota terbesar di Indonesia membeli REC PLN untuk mendukung penurunan emisi gas rumah kaca (GRK). 

Zuriaty, Human Capital & General Services Division Auto2000 menyatakan, pembelian REC dari PLN merupakan upaya Auto2000 mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan Target Sustainbility Index Astra.

“Termasuk, mendukung kebijakan Group Astra International dan menjalankan program pemerintah Indonesia dalam rangka menurunkan emisi gas rumah kaca,” terangnya belum lama ini. 

Baca Juga: Strategi Ramah Lingkungan CLEO di Tengah Kenaikan BBM

Zuriaty berharap langkah sederhana ini dapat menjadi bagian usaha menjaga kelestarian lingkungan dan menginsipirasi untuk menjalakan program berkelanjutan dengan visi ramah lingkungan lainnya. 

Di sektor manufaktur, industri alas kaki yang berada di urutan ke 6 sebagai negara eksportir produk alas kaki terbesar di dunia juga tertarik menggunakan sertifikat energi terbarukan PLN demi meningkatkan daya saing produk di pasar ekspor. 

Irman Bakri, Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menyatakan, industri alas kaki membutuhkan energi terbarukan untuk meningkatkan daya saing dan nilai jual lebih di pasar Eropa dan Amerika. 

“REC PLN ini menarik. Sejatinya penggunaan EBT sudah menjadi isu lama yang ingin kami dorong demi mengurangi emisi dari pdouk tujuan ekspor Indonesia.” ujarnya. 

Dia berharap ke depannya, pemanfaatan energi terbarukan sebagai setrum bersih ke industri alas kaki bisa lebih besar dalam periode dekat ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×