kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Alih kelola kurang dari sepekan, siapa calon mitra Pertamina di Blok Rokan?


Selasa, 03 Agustus 2021 / 13:37 WIB
Alih kelola kurang dari sepekan, siapa calon mitra Pertamina di Blok Rokan?
ILUSTRASI. Sebuah pompa minyak beroperasi di ladang sumur Blok Rokan areal kerja Tanah Putih Tanjung Melawan Rokan Hilir, Riau. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/wsj.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

Kontan.co.id juga sudah coba menghubungi pihak PT Medco Energi Internasional Tbk dan PT Barito Pacific Tbk untuk meminta konfirmasi soal kebenaran kabar rencana bergabungnya kedua perusahaan ke dalam pengelolaan Blok Rokan. Sayangnya, Kontan.co.id belum berhasil mendapatkan konfirmasi dari pihak Medco.

Sementara itu, Direktur Utama BRPT, Agus Salim Pangestu mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah membahas rencana untuk bergabung dengan Pertamina dalam pengelolaan Blok Rokan. “(Kami) tidak pernah bahas,” ujar Agus singkat saat dihubungi Kontan.co.id (2/8).

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Susana Kurniasih mengatakan, proses perundingan kemitraan di Blok Rokan merupakan ranah business-to-business (b2b) antara Pertamina dengan calon mitra. “Kalau proses di sana sudah selesai, mereka akan minta izin ke SKK Migas. Jadi kami masih monitor,” kata Susana kepada Kontan.co.id (2/8).

Nantinya, evaluasi dalam pemberian izin oleh SKK Migas akan dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 48 Tahun 2017 tentang Pengawasan Pengusahaan di Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral. Aspek yang dievaluasi dalam pemberian izin meliputi kemampuan keuangan, kemampuan teknis dan legalitas pendirian perusahaan.

Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan, pengelolaan wilayah kerja migas besar memerlukan nilai investasi yang besar. Oleh karenanya, pengelolaan wilayah kerja migas secara bersama-sama merupakan hal yang wajar. Terlebih, opsi ini juga bisa mengurangi risiko bagi pengelola wilayah kerja. “Sudah lazim dalam satu WK (wilayah kerja) yang besar dikerjakan bersama,” ujar Komaidi kepada Kontan.co.id (2/8).

Sedikit informasi, Blok Rokan memiliki sejarah panjang dalam industri hulu migas nasional. Berdasarkan informasi yang dibagikan oleh SKK Migas melalui keterangan tertulis, wilayah kerja yang sudah 70 tahun berproduksi pernah memiliki kontribusi rata-rata 46% terhadap produksi minyak nasional. Hanya saja, saat ini produksinya menurun menjadi 24% dari produksi minyak nasional.

“Namun melihat potensi di Blok Rokan yang masih menjanjikan, maka blok ini akan terus dikembangkan dan menjadi salah satu tulang punggung untuk mencapai produksi 1 juta barel di tahun 2030”, kata Plt Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas,  Rudi Satwiko dalam keterangan tertulis.

Selanjutnya: Produksi migas Pertamina capai 850 MBOEPD di semester 1-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×