kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Aliran listrik semakin sering padam


Jumat, 11 Desember 2015 / 12:27 WIB
Aliran listrik semakin sering padam


Reporter: Barly Haliem, Emir Yanwardhana, Pratama Guitarra | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Protes mati listrik di Jabodetabek terus menguar belakangan. Selain merugikan, listrik mati juga mengganggu aktivitas warga.

Sumber KONTAN di PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencatat, frekuensi pemadaman listrik parsial sepanjang Desember 2015 ini mencapai lebih dari 40 kali. Catatan ini sama dengan  rekam jejak yang terjadi dalam enam bulan pertama 2015.

Pangkal persoalan mati listrik, kata sumber yang sama, lantaran gardu-gardu induk PLN kelebihan pasokan listrik. Hal ini terjadi karena permintaan dari industri anjlok. Banyak industri di Jabodetabek gulung tikar lantaran tak mampu menghadapi gejolak rupiah, turunnya daya beli serta kenaikan upah karyawan. "Banyak perusahaan gulung tikar, " ujar dia.

Efeknya, pasokan listrik berlebih. Hitungannya: jika satu perusahaan kelas kecil rata-rata menyerap 1 megawatt (MW) dan perusahaan menengah sekitar 3 MW. Perkiraan dia, kini kelebihan pasokan hingga 60 MW.

Celakanya, di tengah pasokan yang luber, permintaan justru dalam tren turun lantaran banyak perusahaan mengerem ekspansi. Pasokan setrum yang berlebih itu pula yang membuat trafo di gardu induk bermasalah lantaran tak kuat menampung beban. Dampaknya, banyak trafo di gardu  induk yang terbakar. 

Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir menampik adanya kelebihan pasokan akibat kurangnya permintaan industri di Jabodetabek. "Yang pasti, ada kendala di gardu induk,"  tandas  Sofyan kepada KONTAN, Kamis (10/12)

Persoalannya, transmisi listrik  itu hanya bisa diperbaiki dalam jangka waktu yang  panjang. Perbaikan infrastruktur listrik hingga kini belum tuntas. "Jadi memang pekerjaan rumah lama karena ada masalah infrastruktur seperti kebutuhan transmisi dan gardu induk," jelas Sofyan.

Untuk gardu induk semisal,  PLN semisal membutuhkan penambahan trafo.  Agar listrik bisa normal, PLN membutuhkan pembangunan 61 gardu induk di pusat kota. "Ini membutuhkan waktu karena harus membebaskan lahan milik masyarakat," ujarnya.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Umum DKI Jakarta Sarman Simanjorang menyatakan belum mendapat laporan baru adanya penutupan usaha di Jakarta. Namun,  "Ada desas-desus 10 perusahaan di Kawasan Berikat Nusantara mau tutup sementara karena  ekonomi lambat, buruh tuntut kenaikan upah tinggi," ujarnya. Walhasil, kondisi ini memberatkan pengusaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×