kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Prospek Energi Panas Bumi di Indonesia Dinilai Cukup Menjanjikan


Sabtu, 10 Mei 2025 / 22:24 WIB
Prospek Energi Panas Bumi di Indonesia Dinilai Cukup Menjanjikan
ILUSTRASI. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) berkomitmen memastikan ketersediaan pasokan energi dan kelancaran operasional Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) selama periode libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).


Sumber: TribunNews.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor energi baru dan terbarukan (EBT), khususnya panas bumi, dinilai tetap tangguh di tengah tantangan ekonomi global. 

Investasi di sektor ini dipandang memiliki prospek cerah, seiring dengan komitmen kuat pemerintah dalam mendorong transisi energi berkelanjutan.

Wakil Ketua Komite Tetap Perencanaan Pengembangan Energi Baru Terbarukan Kadin Indonesia, Feiral Rizky Batubara, menyampaikan bahwa geliat investasi panas bumi tak lepas dari iklim kebijakan yang mendukung dan kinerja pelaku industri yang solid.

Salah satunya adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) yang menunjukkan performa bisnis menjanjikan.

Baca Juga: Pertamina Geothermal Energy Gandeng Perusahaan Turki Kembangkan Energi Panas Bumi

“Performa bisnis PGE yang solid menjadi sinyal positif bagi pengembangan EBT, khususnya panas bumi, di Indonesia,” ujar Feiral saat berbincang dengan media di Jakarta belum lama ini.

Kinerja tersebut tercermin dari laporan keuangan kuartal I 2025, di mana PGE mencatat pendapatan sebesar US$ 101,51 juta.

Total aset perusahaan tumbuh naik 0,93% menjadi US$ 3,03 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, kas bersih dari aktivitas operasi meningkat signifikan sebesar 12,04% secara tahunan (YoY), menjadi US$ 77,47 juta.

Menurut Feiral, investor melihat komitmen pemerintah yang konsisten terhadap pengembangan EBT sebagai faktor utama yang menjaga optimisme di sektor ini.

Baca Juga: Pengembangan Energi Panas Bumi di Indonesia: Tantangan Regulasi dan Insentif

“Pemerintah sudah berkomitmen bahwa EBT adalah masa depan energi nasional. Ini bukan tekanan dari pihak luar, melainkan kebutuhan strategis kita sendiri,” tegasnya. 

Feiral juga mengungkapkan bahwa saat ini PLN dan Kementerian ESDM tengah merancang kesiapan jaringan listrik untuk menerima dan menyalurkan energi terbarukan, termasuk panas bumi. Upaya ini, lanjutnya, disambut positif oleh investor domestik maupun asing.

Panas Bumi dan Tantangan Transisi Energi

Lebih lanjut, Feiral menekankan pentingnya peran panas bumi sebagai sumber energi baseload yang andal di tengah dominasi sumber energi intermiten seperti tenaga surya dan angin. Ia menyatakan bahwa transisi energi yang aman dan berkelanjutan memerlukan dukungan dari energi yang stabil seperti panas bumi.

Baca Juga: ADB Kucurkan Pinjaman Rp 1,51 Triliun untuk Proyek Ekspansi Panas Bumi Indonesia

Meski demikian, pengembangan panas bumi tidak tanpa tantangan. Banyak potensi sumber daya panas bumi berada di wilayah pegunungan yang sulit dijangkau. Untuk itu, menurut Feiral, dibutuhkan dukungan nyata dari pemerintah, terutama dalam hal perizinan dan aspek komersial.

“Energi panas bumi punya banyak keunggulan, stabil, kapasitas faktor tinggi hingga 90%, efisien, dan ramah lingkungan. Sayangnya, tantangan pengembangan masih cukup besar dan butuh terobosan regulasi serta insentif,” ujarnya.

Sebagai pendiri Indonesia Center of Energy Resilience Studies, Feiral menggarisbawahi pentingnya mendorong pemanfaatan panas bumi secara maksimal, terutama di tengah ketidakpastian global dan volatilitas ekonomi. 

Pemerintah sendiri telah menetapkan target ambisius dalam Peraturan Menteri ESDM No. 10 Tahun 2025, yaitu kontribusi panas bumi sebesar 5,1?lam bauran energi nasional pada tahun 2060, atau setara dengan 22,7 gigawatt (GW).

Saat ini, kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) baru mencapai sekitar 2,6 GW, dengan PGE menyumbang sekitar 1,887 GW, termasuk 672 megawatt (MW) yang dikelola secara mandiri.

Baca Juga: Geo Dipa Energi: Dibutuhkan Penetapan Tarif Energi Panas Bumi Agar Lebih Kompetitif

Potensi panas bumi nasional diperkirakan mencapai 24 GW, atau sekitar 40?ri total cadangan global. Hal ini membuka peluang besar untuk pengembangan industri panas bumi di dalam negeri. PGE sendiri menargetkan peningkatan kapasitas terpasang mandiri menjadi 1 GW dalam 2–3 tahun ke depan.

Proyek-proyek strategis yang sedang dikembangkan PGE antara lain Lumut Balai Unit 2 (55 MW) yang ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2025, Hululais Unit 1 dan 2 (110 MW), serta sejumlah proyek co-generation dengan target total kapasitas 230 MW.

“PGE juga didorong untuk berekspansi ke luar negeri. Itu langkah positif. Selain itu, pemain lain seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menunjukkan valuasi yang menarik, menandakan besarnya minat pasar terhadap sektor ini,” pungkas Feiral.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengamat: Prospek Energi Panas Bumi di Indonesia Sangat Menjanjikan, https://www.tribunnews.com/bisnis/2025/05/10/pengamat-prospek-energi-panas-bumi-di-indonesia-sangat-menjanjikan.
 

Selanjutnya: ANTM dan BBCA Teratas, Cek Saham-Saham yang Banyak Diborong Asing Selama Sepekan

Menarik Dibaca: ITPLN Perpanjang Masa Penerimaan Mahasiswa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×