Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai emiten yang bergerak pada bisnis kertas dan bahan kimia yang terintegrasi, PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) ikut mendukung gerakan pemerintah Indonesia mengurangi sampah ke laut sebesar 70% pada tahun 2025 melalui pengelolaan sampah berkelanjutan dengan pendekatan circular economy.
Seperti yang diketahui, bahan baku kertas yang digunakan ALDO merupakan kertas coklat yang dikenal sebagai produk recycled paper yang ramah lingkungan. Bahan baku tersebut dipasok oleh anak usaha ALDO, PT Eco Paper Indonesia (ECO). Saat ini, pengolahan kertas bekas atau daur ulang yang dijadikan bahan baku oleh ECO paper mencapai 100.000 ton per-tahunnya.
Presiden Direktur ALDO H. Sutanto mengatakan, melihat momentum di tahun 2021, di mana penggunaan kertas putih semakin berkurang karena majunya teknologi dan tren paperless yang berkembang, ALDO pun melihat brown paper sebagai produk recycled paper yang ramah lingkungan.
Adapun, saat ini untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kertas coklat, ALDO mendapatkannya dari pasar lokal dan impor, dengan komposisi 50:50 antara impor dan pasar lokal.
“Dimulai sebagai perusahaan konversi kertas coklat pada tahun 1989 dengan memproduksi Papertube sebagai lini produksi utama, ALDO telah melakukan inovasi berbagai produk yang berasal dari kertas coklat dan yang paling baru adalah Paper Box dan Paper Bag," kata Sutanto dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Kamis (23/9).
Baca Juga: Optimis target tercapai tahun ini, begini strategi bisnis Alkindo Naratama (ALDO)
Menurut data Kementerian Linkungan Hidup (KLHK) tahun 2020, Indonesia menghasilkan 34,5 juta ton sampah pertahunnya, dan 12% nya merupakan sampah kertas/karton. Dari angka tersebut, 43% nya masih belum terkelola dan menjadi limbah yang merusak lingkungan.
Dalam usaha mengurangi masalah sampah di dalam negeri, ALDO sendiri telah mulai berpartisipasi dengan menggandeng masyarakat sekitar pabrik menjadi pengepul sampah kertas yang nantinya akan dibeli menjadi bahan baku produksi Perusahaan.
"Eco paper sendiri adalah perusahaan pengolahan sampah kertas untuk menghasilkan produk yang punya nilai tambah. Berangkat dari kebutuhan sampah kertas yang dibutuhkan ECO Paper, ALDO memberdayakan masyarakat lokal sebagai pemasok bahan baku kertas daur ulang," ujarnya.
Hasil dari pemberdayaan tersebut, kata Sutanto, telah berkontribusi sekitar 5% dari total bahan baku yang dikelola oleh ECO Paper. Ke depan, ALDO senantiasa akan terus meningkatkan kontrobusi lokal, karena selain memberikan dampak yang positif untuk lingkungan, juga bisa menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar melalui atau yang biasa disebut sebagai ekonomi sirkular.
Sutanto menambahkan, ke depan ALDO melihat pertumbuhan bisnis perseroan akan didominasi oleh segmen paper, karena meningkatnya tren belanja online serta food delivery yang mendorong penggunaan packaging yang lebih sustainable. Maka dari itu, perseroan melakukan strategi pengembangan usaha untuk masuk ke pasar tas berbahan baku kertas atau paper bag serta paper box ke sektor FMCG, food and beverages (F&B) dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tumbuh signifikan di masa pandemi.
"Seiring dengan pertumbuhan tersebut, ALDO juga berkomitmen untuk memasukkan unsur-unsur lingkungan dan pemberdayaan masyarakat menjadi bagian dari tumbuh kembang dan nilai-nilai Perusahaan kedepannya,” imbuh Sutanto.
Sebagai informasi, sampai Semester I-2021, perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp 669,8 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 28,9% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Adapun, kontribusi terbesar penjualan ALDO berasal dari segmen papar yang mencapai Rp 446,7 miliar atau sebesar 67% dari total penjualan perusahaan.
Selanjutnya: Alkindo Naratama (ALDO) catatkan kinerja positif di semester I-2021, ini penyebabnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News