kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Alkindo Naratama (ALDO) Targetkan Pertumbuhan Penjualan 30% Tahun Ini


Senin, 21 Maret 2022 / 15:58 WIB
Alkindo Naratama (ALDO) Targetkan Pertumbuhan Penjualan 30% Tahun Ini
ILUSTRASI. Aktivitas pekerja pabrik polimer berbasis air PT Alfa Polimer Indonesia, anak usaha PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO).


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO), emiten yang bergerak pada bisnis kertas dan bahan kimia yang terintegrasi, mengatakan pasca mendapatkan pinjaman dari Bank HSBC Indonesia pihaknya memproyeksikan dapat meraih pertumbuhan penjualan sebesar 30% dan laba hingga 40%.

"Kami optimis dapat mencapai target tersebut, seiring dengan tingginya permintaan dari bisnis kemasan atau packaging untuk pengiriman industri e-commerce dan F&B," tutur H. Sutanto, Presiden Direktur ALDO kepada Kontan, Senin (21/3).

Sebagai informasi, PT Bank HSBC Indonesia memberikan pinjaman hijau atau green loan sebesar Rp 27 miliar kepada PT Eco Paper Indonesia (ECO),  anak perusahaan ALDO.

Fasilitas pinjaman hijau dari HSBC akan digunakan untuk meningkatkan modal kerja ECO dan melipatgandakan kapasitas produksinya menjadi sekitar 22.500 ton kertas daur ulang per bulan. Peningkatan produktivitas ini diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian para pengepul kertas bekas, sebagai salah satu pemasok kertas bekas.

Lebih lanjut, dalam menyambut momentum Ramadhan tahun ini, pihaknya menyiapkan diri untuk mengantisipasi permintaan yang akan datang. Sutanto menambahkan jika biasanya berhubungan dengan momentum Ramadhan, terdapat peningkatan produk dalam industri FMCG dan F&B.

Baca Juga: Anak Usaha Alkindo Naratama (ALDO) Terima Pinjaman Hijau dari HSBC

ALDO tidak memberikan detail seberapa besar kenaikan permintaan yang terjadi di momen Ramadhan, namun pihaknya fokus untuk menggenjot produksi papercore, paperbox dan paperbag. Di segmen tekstil, ALDO juga turut menggenjot produksi papertube.

Sutanto melanjutkan, saat ini pihaknya menghadapi kendala berupa kenaikan harga bahan baku. Hal ini  tentu akan berimbas pada harga jual produknya.

"Siasat yang kami lakukan selaras dengan peraturan pemerintah untuk pengurangan penggunaan bahan yang lebih ramah lingkungan dapat membantu pertumbuhan ALDO, misalnya pengurangan penggunaan gabus untuk pelindung bahan-bahan elektronik dapat meningkatkan penjualan produk honeycomb perseroan," tuturnya.

Sepanjang 2021 lalu, ALDO mencatat peningkatan pendapatan yang signifikan, yakni sebesar 32%  year on year  (yoy) menjadi Rp 1,46 triliun. Pada tahun yang sama, ALDO juga mampu meraup laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 75,8 miliar. Jumlah ini naik 50% dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 50,6 miliar.

 

Sepanjang tahun 2021, bisnis sub-grup Kertas ALDO menjadi kontributor utama, dengan kontribusi 65%. Dengan rincian, 38% berasal dari ECO Paper dan 27% dari Alkindo. Sedangkan sub-grup Kimia perusahaan menyumbang 35% (17% Swisstex, 18% ALFA). 

Sub-grup Kertas telah mendominasi penjualan bersih ALDO sejak akuisisi ECO di tahun 2019. Penjualan di tahun 2021 masih didominasi oleh pasar domestik sebesar 95% dan sisanya 5% untuk pasar ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×