Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memastikan implementasi B30 pada 1 Januari 2020 mendatang dengan alokasi sebesar 9,59 juta kilo liter (kl).
Direktur Bioenergi Direktorat jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Andriah Feby Misna bilang alokasi ini masih mungkin mengalami penyesuaian.
Baca Juga: Harga avtur masih mahal, ini yang dilakukan Kemenhub
"Ini kan alokasi awal kita, kalau dalam perjalanan waktu ada peningkatan ya kita lakukan penyesuaian," kata Feby di temui di Gedung kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin (9/12).
Lebih jauh Feby bilang penyesuaian alokasi masih mungkin dilakukan terlebih melihat rencana ekspansi sejumlah Badan Usaha demi tingkatkan kapasitas produksi.
Feby menambahkan, setiap BU perlu melakukan kordinasi dengan Direktorat Jenderal Minyak dan gas Bumi kementerian ESDM jika ada peningkatan permintaan kebutuhan solar. "Lalu akan ke kami karena kami yang melakukan penghitungan FAME nya," kata Feby.
Baca Juga: MA putus bebas eks Direktur Keuangan Pertamina Frederick ST Siahaan
Feby memastikan, implementasi B30 akan menyasar semua sektor. Demi memastikan kesiapan itu, Feby bilang saat ini telah dilakukan trial penyaluran FAME melalui truk, pipa dan kapal.
Trial dilakukan demi melihat seberapa besar kenaikan kadar air khususnya dengan moda transportasi kapal yang dinilai cukup sensitif. Hasil dari trial ini sendiri ditargetkan rampung pada akhir Desember. "Untuk pengangkutan sudah mulai, di TBBM Plumpang itu juga melalui kapal," kata Feby.
Feby menambahkan, BU penyalur lain tidak melakukan trial dan langsung pada implementasi di 1 Januari 2020 mendatang.
Baca Juga: Ramai-ramai Menadah Berkah Kebijakan Biodiesel B30
Ia memaparkan, salah satu alasan mengapa BU BBM lain tidak melakukan trial yakni titik serah B30 Pertamina yang dinilai cukup banyak hingga ke pelosok. "Kalau BU lain kan lebih banyak ke industri," ujar Feby.
Kendati demikian, ia memastikan BU lain siap dalam memasok B30. Kontan.co.id mencatat, Berdasarkan hasil Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PT Pertamina (Persero) adalah perusahaan yang paling banyak memasok biodiesel.
Perusahaan milik negara ini memasok sebanyak 8,38 juta kiloliter (KL). Jika dibandingkan dengan total alokasi volume bahan bakar jenis biodiesel nasional yang sebesar 9,59 juta KL, Pertamina memasok sekitar 87% biodiesel.
Baca Juga: Prospek CPO 2020: Produksi Melambat, Permintaan Sawit Melaju Lebih Kencang
Asal tahu saja, Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BU BBN) jenis biodiesel yang paling banyak memasok ke Pertamina adalah PT Wilmar Nabati Indonesia sebesar 1,37 juta KL. Kemudian disusul oleh PT Musim Mas sebanyak 1,03 juta KL.
VP of Corporate Communication PT Pertamina Fajriyah Usman menyatakan, Pertamina paling banyak memasok biodiesel karena volume solar Pertamina paling banyak. "Tentunya jumlah biodieselnya pasti mengikuti," kata dia, Jumat (29/11).
Fajriyah menyatakan Pertamina siap memasok biodiesel untuk keperluan B30 di 2020 mendatang. Adapun sejak 21 November 2019, Pertamina juga sudah mulai mengimplementasikan B30 secara bertahap dan ditargetkan dapat menyeluruh pada Januari 2020.
Baca Juga: Harga CPO Membaik, Andira Agro Tambah Kapasitas Pabrik
Fajriyah menjelaskan hingga Desember 2019 rencananya akan ada delapan titik pencampuran bahan bakar nabati dengan kadar 30%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News