Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Terkait pemanfaatan gas Masela, Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut B Panjaitan memanggil Kementerian Perindustrian dan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar pada Senin (12/6). Dari hasil rapat itu muncul kesepakatan soal pembagian alokasi gas.
Muhammad Khayam, Direktur Industri Kimia Hulu Kementerian Perindustrian, mengatakan, pemerintah akan memutuskan alokasi gas dari Blok Masela pada Rabu (14/6). Alokasi tersebut akan disesuaikan dengan industri yang akan membangun pabrik di sekitar Blok Masela.
Kementerian Perindustrian mencatat, ada tiga industri yang sudah pasti akan membeli gas dari Blok Masela. Mereka adalah Pupuk Indonesia, Kaltim Methanol Industri/Sojitz dan Elsoro Multi Pratama.
Selain itu, ada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang meminta alokasi gas sebesar 60 mmscfd untuk membangun PLTGU berkapasitas 300 megawatt. PLTGU ini akan menyuplai listrik untuk industri yang akan dibangun di sekitar Blok Masela.
Sementara, PT Pertamina batal meminta alokasi gas dari Blok Masela. Sebelumnya Pertamina meminta alokasi sebesar 200 mmscfd. "Padahal kami berharap, Pertamina tetap mengambil gas dari Blok Masela untuk membangun petrokimia," ujar Khayam pada Senin (12/6).
Dengan komposisi pembeli itu, Khayam bilang, alokasi gas untuk Blok Masela paling besar untuk industri dalam negeri hanya akan sebesar 470 mmscfd. "Itu sudah termasuk untuk PLN," ujarnya.
Soal harga harga gas Masela akan dibahas nanti setelah diputuskannya alokasi gas untuk industri dalam negeri. Khayam menyebutkan, jika berdasarkan formula, maka harga gas Masela seharusnya US$ 5-US$ 6 per mmbtu.
Vice President Corporate Service Inpex Corporation Nico Muhyiddin mengaku belum mengetahui alokasi gas untuk industri dalam negeri. Maklum saja, dalam rapat tentang Blok Masela yang digelar pada Senin (12/6) di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman tersebut, Inpex tidak dilibatkan.
Untuk itu Nico bilang, apapun keputusannya, Inpex akan tetap mengikuti surat dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan. Surat tersebut memutuskan pre feed Blok Masela untuk kapasitas 9,5 metrik ton per annum plus 150 mmscfd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News