Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menggarap ekspansi dari hulu tambang hingga hilirisasi. Sebagai bagian dari strategi ekspansi tersebut, AMMN juga menggarap proyek untuk mengamankan kebutuhan energi.
Proyek energi tersebut berupa fasilitas gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU). Melalui entitas usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara, AMMN berhasil melakukan uji coba sandar dan olah gerak (trial berthing) kapal tanker LNG berkapasitas jumbo pada 20 Januari 2025.
Vice President Corporate Communications Amman Mineral Kartika Octaviana mengungkapkan bahwa trial berthing ini menjadi bagian dari proses perizinan pengoperasian dermaga LNG baru. Proyek ini akan menunjang fasilitas penampungan dan regasifikasi LNG.
Verifikasi lapangan terhadap LNG Jetty dan fasilitas pendukungnya mencakup pemeriksaan sarana sandar atau tambat kapal (mooring) dan navigasi pelayaran di Terminal Khusus Amman Mineral. Proses ini dilakukan untuk memastikan semua sistem dan peralatan yang terpasang siap untuk menerima pengiriman LNG kargo pertama.
Pengiriman LNG kargo pertama direncanakan pada kuartal kedua 2025.
Baca Juga: Amman Mineral (AMMN) Optimistis Target Produksi Emas 90 Ribu Ons di 2025 Tercapai
"Dengan memanfaatkan LNG sebagai sumber energi yang lebih bersih bagi operasional, Amman Mineral semakin menegaskan komitmen terhadap operasional tambang berkelanjutan," kata Kartika dalam keterangan tertulis, Selasa (11/2).
Adapun, kapal tanker LNG yang digunakan dalam trial berthing bernama MT Lady Eva. Kapal tanker ini memiliki ukuran permukaan seluas 290 x 46 meter, atau setara lebih dari 1.300 mobil.
MT Lady Eva berperan dalam menunjang fasilitas LNG Amman Mineral, dengan mengangkut LNG dari Terminal LNG Bontang di Kalimantan Timur ke Site Batu Hijau di Sumbawa Barat - Nusa Tenggara Barat.
LNG tersebut akan menjadi sumber energi bagi PLTGU berkapasitas 450 megawatt. PLTGU ini akan memasok listrik bagi operasional smelter serta proyek ekspansi pengolahan dan pertambangan Amman Mineral.
Sekadar mengingatkan, smelter tembaga dan fasilitas pemurnian logam mulia milik Amman Mineral telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 23 September 2024.
Adapun, tahap komisioning sudah berlangsung pada Juni 2024. AMMN pun sedang fokus pada tahap akhir komisioning smelter tembaga dan pemurnian logam mulia.
Smelter ini akan mampu menampung kapasitas input hingga 900 kilo ton per tahun (ktpa) konsentrat dari tambang Batu Hijau dan tambang Elang di masa mendatang. Produk dari fasilitas peleburan ini akan berupa katoda tembaga yang mencapai 222 ktpa dengan kemurnian 99,99% dan asam sulfat mencapai 830 ktpa dengan kemurnian 98,5%.
Selain itu, fasilitas pemurnian logam mulia akan menghasilkan 18 ton per tahun (tpa) emas olahan dengan kemurnian 99,99%, 55 tpa perak olahan dengan kemurnian 99,95%, serta 77 tpa selenium dengan kemurnian 99,9%.
Bersamaan dengan tahap akhir komisioning smelter tembaga dan fasilitas pemurnian logam mulia, AMMN menggenjot penyelesaian proyek-proyek ekspansi lainnya. Meliputi proyek PLTGU, fasilitas LNG, serta perluasan pabrik pengolahan.
Dengan menggarap proyek ekspansi tersebut, belanja modal atawa capital expenditure (capex) AMMN pun melonjak sekitar 52% menjadi US$ 1,39 miliar hingga kuartal III-2024. Capex tersebut dialokasikan untuk proyek smelter dan fasilitas pemurnian logam mulia sebesar US$ 406 juta.
AMMN juga mengalokasikan capex untuk proyek PLTGU, fasilitas LNG dan fasilitas transmisi & distribusi senilai US$ 177 juta. Kemudian untuk ekspansi dan desain ulang pabrik konsentrator sebesar US$ 470 juta, infrastruktur pendukung US$ 180 juta, serta untuk sustaining capex sebesar US$ 159 juta.
Selanjutnya: POJK 35/2024, Atur MI Dapat Mendirikan DPLK, Begini Penjelasan OJK
Menarik Dibaca: Bingxue Ekspansi ke Bagan Riau, Cari Peluang di Daerah dengan Pertumbuhan Pesat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News