Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Boleh jadi bisnis perbankan tanah air tahun ini tak gemilang. Namun di mata PT Anabatic Technologies Tbk, klien bisnis perbankan tetap nomor satu. Penjualan produk teknologi informasi (TI) perbankan masih menjadi kontributor terbesar bagi penjualan perusahaan.
Anabatic mencatat, potensi bisnis TI perbankan semakin besar sejak ada migrasi pelaporan sistem informasi debitur atawa SID dari Bank Indonesia (BI) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Buntutnya, OJK meminta sistem pelaporan baru dari para perbankan.
Nah, di situlah Anabatic mendapati peluang penyediaan produk dan jasa TI bagi perbankan. "Ini jadi pasar kami dan kami sudah memenangkan beberapa tender dari bank-bank besar," ungkap Handojo Sutjipto, Direktur Utama PT Anabatic Technologies Tbk kepada KONTAN, Rabu (2/11).
Hanya saja, Anabatic tak membeberkan detail tender sistem TI untuk SID yang diikuti. Dus, tak ketahuan nilai tender yang dimenangkan.
Katalis positif lain dari bisnis TI perbankan adalah semakin gencarnya pembangunan infrastruktur pemerintah. Menurut perhitungan Anabatic, gencarnya aktivitas pembangunan akan mendorong pertumbuhan bisnis perbankan. Dengan begitu, kebutuhan perbankan untuk belanja TI juga semakin gemuk.
Perlu diketahui, sejauh ini bank-bank besar menjadi fokus utama Anabatic. Namun, ke depan perusahaan itu akan membuka cakrawala pasar lebih luas. Anabatic bermaksud menyisir peluang dari bank-bank kategori sedang.
Tak cuma perbankan, Anabatic juga menggarap bisnis TI di sektor keuangan lain. Mereka ingin memperkuat bisnis TI yang menyasar perusahaan asuransi. Lalu tahun 2017, perusahaan berkode saham ATIC di Bursa Efek Indonesia tersebut berencana menggarap pasar multifinance alias pembiayaan.
Anabatic membarengi strategi memperkuat pasar sektor keuangan dengan senantiasa mengembangkan produk own software license (OSL). OSL merupakan pirantir lunak berlisensi yang dikembangkan sendiri oleh Anabatic.
Buka cabang di Vietnam
Menurut Handojo, potensi bisnis OSL masih terbuka lebar. Mengingat, kebutuhan digitalisasi teknologi semakin menjadi kebutuhan utama perusahaan. Apalagi, perusahaan juga membutuhkan dukungan TI yang aman. Maknya, bisnis cyber security juga menjadi perhatian besar Anabatic.
Di samping itu, Anabatic akan menambah jaringan bisnis di luar negeri. Setelah berekspansi ke Filipina, Malaysia dan India, Anabatic mematangkan rencana membuka kantor cabang di Vietnam.
Rencana Anabatic lain yakni menggiatkan kerjasama dengan Alibaba. Keduanya membikin platform digital Emporiatrade.com yang menyasar layanan kepada usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Hingga akhir tahun, Anabatic menargetjan bisa bisa menggaet 200 UMKM. Sementara target penjualan tahun ini sekitar Rp 4,2 triliun. Hingga kuartal III 2016, mereka membukukan penjualan Rp 2,73 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News