kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.199   58,00   0,81%
  • KOMPAS100 1.106   10,86   0,99%
  • LQ45 878   11,76   1,36%
  • ISSI 220   0,63   0,29%
  • IDX30 449   6,24   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,54   1,04%
  • IDX80 127   1,40   1,11%
  • IDXV30 134   0,16   0,12%
  • IDXQ30 149   1,66   1,12%

Anak milenial generasi keempat Nojorono di balik racikan Minak Djinggo Rempah


Sabtu, 04 Juli 2020 / 19:12 WIB
Anak milenial generasi keempat Nojorono di balik racikan Minak Djinggo Rempah
ILUSTRASI. Daniel S Halim, generasi keempat keluarga pendiri Nojorono Tobacco International yang ditunjuk sebagai Project Manager Minak Djinggo Rempah.


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tagline "Rasa Jang Beloem Pernah Ada" terselip pada sebuah poster Minak Djinggo berwarna kuning di sudut kafe Roeang Tamoe Jl Prapanca Raya Jakarta Selatan.

Hari Kamis (2/7) pagi menjelang siang, PT Nojorono Tobacco International, pemilik brand Minak Djinggo - produk rokok legendaris sejak 1932 itu, memperkenalkan produk terbarunya di segmen sigaret kretek tangan (SKT).

Baca Juga: Menyasar milenial, produk baru Minak Djinggo Rempah, harganya Rp 10.000 per bungkus

Namanya tak jauh berbeda dari sang pendahulu, namun ada tambahan kata "Rempah", yakni Minak Djinggo Rempah. Nojorono mengklaim, Minak Djinggo Rempah menjadi sigaret kretek rempah pertama di Indonesia yang memenuhi standardisasi mutu dengan mempertahankan cita rasa khas Nusantara.

Project Manager Minak Jinggo Rempah, Daniel S Halim menyebutkan, Minak Djinggo Rempah diramu istimewa dengan jahe, sereh, kayu secang, kayu manis, bunga lawang dan rempah lainnya.

Menambah kesan Nusantara, ada motif batik pada setiap batang rokok Minak Djinggo Rempah.

Cerita di balik kelahiran Minak Djinggo Rempah ini cukup menarik. Salah satu pemilik yang juga Presiden Direktur PT Nojorono Tobacco International, Stefanus JJ Batihalim, menantang timnya untuk menciptakan sebuah produk yang bernilai tambah di tengah pandemi corona.

Baca Juga: Pasar lesu di paruh pertama, ini ikhtiar Nojorono Tobacco untuk jaga penjualan

Daniel menerima tantangan tersebut. "Kami membuat produk ini cukup singkat, yakni dalam waktu 2,5 bulan di masa pandemi," ungkap dia, yang merupakan generasi keempat dari keluarga pendiri Nojorono Tabacco.

Pria berusia 30 tahun dan mewakili generasi milenial ini bercerita, pimpinan memberikan tenggat waktu singkat. Hal ini lantaran Nojorono berharap produk baru mereka memberikan manfaat dan nilai tambah, baik bagi karyawan maupun konsumen dengan harga jual terjangkau.

"Kami memang berupaya agar tidak ada PHK, makanya kami membuat produk SKT, juga dengan harapan mampu menyerap tenaga kerja," ucap Daniel kepada kontan.co.id.

Meracik Minak Djinggo Rempah dalam tempo singkat, baca di halaman berikutnya >>



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×