Reporter: Dimas Andi, Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) melalui anak usahanya, PT Duta Buana Permata (DBP) akan melakukan pembelian sebesar 35% saham PT Dirgantara Yudha Artha (Dirgantara) dengan nilai transaksi sebesar Rp256,5 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi Senin (18/4), pembelian tersebut merupakan tahapan awal dari proses Sinergi lini bisnis konstruksi yang dimiliki PT Global Dinamika Kencana (GDK), untuk memperkuat lini bisnis konstruksi.
Sinergi tersebut juga ditujukan untuk percepatan pertumbuhan lini bisnis konstruksi ke depannya, yang seluruhnya nanti akan berada di bawah naungan DGIK. "Yang seluruhnya nanti di bawah DGIK dan membawa DGIK ke level yang lebih tinggi yaitu menjadi salah satu Perusahaan Konstruksi swasta nasional besar di Indonesia yang bisa bersinergi dengan perusahaan konstruksi besar lainnya baik dalam dan luar negeri," ungkap Direktur Utama DGIK Budi Susilo, dalam keterangannya, Senin (18/4).
Budi melanjutkan, konsolidasi ini juga merupakan bagian dari pertumbuhan inorganik yang mampu mendorong pertumbuhan secara eksponensial.
Baca Juga: Laba Bersih Arwana Citramulia (ARNA) Tumbuh 44,15% di Kuartal I-2022
Dirgantara sendiri merupakan perusahaan jasa konstruksi dengan spesialisasi infrastruktur, keahlian di proyek infrastruktur tersebut juga didukung lebih dari 300 alat berat yang dimiliki, sehingga langkah sinergi ini diyakini dapat memperkuat kinerja DGIK.
"Jadi dengan sinergi ini, maka sudah pasti kapasitas kami meningkat, baik dalam hal penambahan spesialisasi segmen konstruksi yang dimiliki maupun peningkatan sumber daya operasional konstruksi seperti peralatan konstruksi, sehingga peningkatan kapasitas akan memperbesar pertumbuhan perseroan ke depannya," lanjut dia.
Dengan spesialisasi pada konstruksi infrastruktur, sebut Budi, Dirgantara sudah berpartisipasi dalam proyek-proyek konstruksi nasional, seperti infrastruktur bandara (Runway & Hangar), kawasan industri, jalan raya, jalan tol, dan yang terbaru dalam pembangunan proyek Tol Cikopo Palimanan.
Selain segmen jasa konstruksi, Dirgantara juga menyediakan jasa sewa alat berat untuk mengoptimalkan monetisasi keunggulan peralatan konstruksi yang dimiliki oleh perseroan.
DGIK percaya, langkah konsolidasi ini berada dalam jalur yang tepat di tengah momentum pemulihan ekonomi secara global, terkhusus ekonomi Indonesia dari dampak pandemi Covid-19. Permintaan jasa konstruksi akan pulih seiring dengan pergerakan ekonomi yang ekspansif mulai tahun ini.
Baca Juga: Puradelta Lestari (DMAS) Raih Marketing Sales Rp 615 Miliar pada Kuartal I
Selain keunggulan sumberdaya, kapabilitas dan pengalaman dari portofolio proyek yang dimiliki, perseroan juga telah berada dalam kondisi keuangan yang sangat baik. Sehingga kondisi ini akan menjadi keunggulan bersaing bagi perseroan di industri jasa konstruksi yang merupakan industri padat modal.
"Tahun ini kami menargetkan, secara pencapaian pendapatan sudah bisa pulih seperti sebelum Covid. Artinya kami menargetkan bisa pulih lebih cepat, begitu juga untuk ke depannya. Kami optimis ekspansi yang kami lakukan baik secara organik maupun inorganik bisa menghasilkan pertumbuhan yang optimal," sambung dia.
Tahun ini, DGIK menargetkan Pendapatan mampu mencapai Rp 1 Triliun atau tumbuh 173% (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara untuk besaran pertumbuhan laba bersih ditargetkan bisa tumbuh di atas pertumbuhan pendapatan.
Optimisme tersebut didasarkan pada upaya efisiensi dan efektifitas operasional yang konsisten dilakukan sehingga mampu menjaga performa profitabilitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News