Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sisa landbank yang makin menipis tidak membuat ekspansi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) berhenti. Untuk menyiasati keterbatasan lahan, Ancol ambil bagian dalam proyek Pemerintah Daerah DKI Jakarta mereklamasi 17 pulau buatan di pantai utara Jakarta dan terus mengembangkan bisnis properti.
Tidak tanggung-tanggung, perusahaan milik Pemerintah Daerah DKI Jakarta itu berniat mereklamasi lahan seluas 818 hektare (ha). Ancol mengawali ekspansinya dengan menggarap pulau K seluas 16 ha. Nantinya, menurut Manajer Komunikasi Perusahaan PJAA Metty Yan Harahap, di atas pulau K akan berdiri wahana Dufan Ocean serta beberapa proyek properti. "Dufan Ocean ini mengadopsi Disney Sea di Tokyo, Jepang," jelas Metty ketika berkunjung ke kantor redaksi KONTAN, Selasa (11/4).
Sayang, Metty belum bisa blak-blakan mengenai rencana pengembangan Pulau K, termasuk investasinya lantaran izin belum seluruhnya turun. Saat ini pun reklamasi masih dalam tahap perencanaan. Sejatinya, Ancol juga ingin mengembangkan kawasan wisata baru di Cibodas dan Solo. Namun rencana itu belum bisa terwujud karena terganjal perizinan.
Tak hilang akal, meski belum mampu menambah wahana di beberapa daerah, Ancol juga ingin memperbesar pendapatan dari bisnis properti yang letaknya masih berada di daerah Ancol. "Kami berharap kontribusi bisnis properti yang sebelumnya hanya 30% meningkat menjadi 40% tahun ini," terang Metty.
Selama periode 2014 sampai dengan 2020, Ancol mengerjakan empat proyek properti yaitu apartemen Northland, perumahan Coastavilla Residence, mixed-use Ocean Breeze, serta apartemen Ancol Seafront. Di samping itu, Ancol juga sedang membangun New Hotel Putri Duyung Ancol yang berbintang empat. Hotel yang akan dioperasikan oleh JW Marriot itu ditargetkan rampung pada 2016.
Sebagai mana diketahui, pada kuartal III-2014 Ancol membukukan pendapatan usaha Rp 733,47 miliar atau naik tipis 1,26% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih juga hanya naik tipis 0,89% menjadi Rp 92,62 miliar pada sembilan bulan per tama tahun ini. Sepanjang 2014 ini, Ancol optimstis dengan target mendatangkan 20 juta pengunjung.
Apabila dirinci, pendapatan usaha Ancol didominasi oleh tiket sebesar Rp 490,61 miliar. Selanjutnya, real estate menyumbang Rp 73,39 miliar, serta hotel dan restoran Rp 54,10 miliar. Sementara itu, kasus dengan PT Sea World Indonesia sejauh ini tak mempengaruhi pendapatan Ancol. "Sea World hanya 5% kontribusinya ke Ancol," ungkap dia. Hingga saat ini, sengketa antara Ancol dengan PT Sea World Indonesia selaku operator wahana SeaWorld belum menemui titik terang. Wahana itu pun masih dipagari oleh petugas kemanan dan belum bisa dimasuki pengunjung.
Seteru Ancol dan SeaWorld bermula ketika perjanjian build operate transfer (BOT) antara kedua belah pihak berakhir. Ancol menyatakan SeaWorld minta memperpanjang kontrak secara sepihak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News