Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
Namun demikian, penurunan beban pokok penjualan yang lebih rendah dibanding penurunan penjualan penurunan pada sisi laba sudah bisa terlihat pada laba kotor. Pasalnya, laba kotor perseroan tercatat mengalami penurunan sekitar 8,36% secara yoy dari yang semula Rp 40,61 miliar di kuartal III 2018 menjadi Rp 33,15 miliar di kuartal III 2019.
Selain itu, kenaikan beban juga terjadi pada pos-pos beban seperti misalnya beban usaha alias operating expenses serta beban keuangan. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III, beban usaha operating expenses naik 7,32% secara yoy dari yang semula Rp 13,72 miliar di kuartal III 2018 menjadi Rp 14,72 miliar di kuartal III 2019.
Sementara itu, beban keuangan perseroan naik sekitar 113,20% secara yoy menjadi Rp 209,51 juta sepanjang Januari - September 2019. Sebelumnya, beban keuangan perseroan hanya mencapai Rp 98,26 juta pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Baca Juga: Volume transaksi bursa merosot 47%, makin banyak saham bergerak di luar kebiasaan
Alhasil, emiten yang memiliki kode saham ANDI ini hanya membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 14,78 miliar sepanjang Januari - September 2019. Kalau dihitung-hitung, angka ini lebih rendah sekitar 22,28% dibanding laba periode berjalan tahun lalu yang mencapai Rp 19,02 miliar.
Direktur Utama PT Andira Agro Tbk, Francis Indarto mengatakan turunnya penjualan bersih perseroan disebabkan oleh rendahnya harga CPO di sembilan bulan pertama tahun ini.
Menurut Francis, harga rata-rata penjualan CPO ANDI sepanjang Januari - September 2019 hanya mencapai Rp 5.700 per kilogram. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, harga tersebut memang relatif lebih rendah. Catatan Kontan.co.id (27/06), harga jual rata-rata CPO ANDI di tahun 2018 mencapai Rp 6.170 per kilogram.
Baca Juga: Ada 16 saham yang bergerak di luar kebiasaan sepanjang bulan November
Kendati demikian, Francis mengaku optimis kinerja perseroan bisa lebih baik di kuartal IV hingga tutup tahun nanti. Pasalnya, Francis mencatat harga jual rata-rata CPO di bulan Oktober sudah bergerak lebih baik akibat adanya sentimen program mandatori penggunaan bauran 30% biodiesel dengan solar alias B30, yakni di kisaran Rp 7.500 - Rp 8.000 per kilogram.
“Apakah akan lebih bagus dari 2018, itu kami belum bisa sampaikan, yang pasti kami yakin bahwa secara produksi kami lebih banyak, nah tergantung harganya saja,” ujar Fransic dalam acara paparan publik pada Selasa (3/11).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News