Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam mengakui bahwa insiden longsor yang terjadi pada tambang Grasberg Block Cave (GBC) milik PT Freeport Indonesia (PTFI) akan berdampak pada pasokan emas mereka kedepan.
"Terganggunya operasi di PT Freeport Indonesia memang berdampak terhadap alokasi emas yang diterima ANTAM," ungkap Wisnu Danandi Haryanto, Corporate Secretary Division Head Antam kepada Kontan, dikutip Minggu (19/10/2025).
Menyikapi hal tersebut, Wisnu mengatakan ANTAM telah mengantisipasi dengan melakukan diversifikasi sumber pasokan emas dari dalam negeri, agar ketersediaan bahan baku tetap terjaga.
Baca Juga: Bahlil: Pasokan Emas Antam (ANTM) Terdampak Berhentinya Tambang Grasberg Freeport
"Langkah ini dilakukan untuk memastikan kesinambungan layanan serta pemenuhan kebutuhan pelanggan. ANTAM juga berkomitmen menjaga transparansi kepada seluruh pemangku kepentingan dan akan menyampaikan perkembangan lebih lanjut sesuai dinamika di lapangan," jelas dia.
Saat ini, terdapat tiga sumber emas Antam. Yang pertama berasal dari tambang emas mereka di Pongkor Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.
Yang kedua berasal dari program buyback produk logam mulia ANTAM, atau proses pembelian kembali emas yang telah dibeli oleh konsumen sebelumnya.
Dan yang ketiga melalui kerjasama perusahaan emas dalam negeri dan mitra pemurnian yang menggunakan pabrik pemurnian atau smelter pemurnian emas mereka di Pulogadung, Jakarta Timur.
Baca Juga: Antam (ANTM) Kekurangan Pasokan, ESDM Kaji Skema DMO Komoditas Emas
"Di tengah dinamika supply–demand emas, ANTAM memperoleh bahan baku dari Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor, program buyback produk logam mulia ANTAM, serta kerja sama dengan perusahaan emas dalam negeri dan mitra pemurnian yang menjual hasil produksinya melalui fasilitas pemurnian ANTAM," kata dia.
Adapun, terkait eksplorasi khususnya tambang emas, Wisnu mengatakan bahwa kegiatan eksplorasi emas difokuskan pada tambang Pongkor, Jawa Barat.
"Melalui program pengeboran bawah tanah (in-mine drilling) dan pengeboran permukaan (deep drilling)," kata dia.
Baca Juga: Aneka Tambang (ANTM) Pastikan Tetap Upayakan Pasokan Emas Batangan
Untuk diketahui, Antam dan Freeport Indonesia telah resmi melakukan penandatanganan perjanjian jual beli logam emas sejak November 2024 lalu.
Sebelumnya, Freeport ditargetkan akan mengirim 30 ton emas per tahun dengan kontrak selama 5 tahun, senilai US$ 12,5 miliar atau Rp 200 triliun.
Dalam pengiriman perdana di 13 Februari 2025, Antam telah menerima sebanyak 125 kilogram dari proses pemurnian lumpur anoda menjadi emas, senilai Rp 207 miliar dengan kadar kemurnian mencapai 99,99 persen.
Namun pengiriman ini terkendala akibat adanya insiden longsor di GBC pada 8 September lalu. Akibatnya, menghentikan sementara operasi tambang di bagian bawah tanahnya ini. Dalam pernyataan tertulis, Freeport-McMoRan (FCX) memprediksi bahwa operasi normal GBC akan pulih sepenuhnya pada tahun 2027.
Baca Juga: Antisipasi Gangguan Pasokan, Pengusaha Dorong DMO Emas Mengacu Harga Pasar
Selanjutnya: PGN (PGAS) Tak Terdampak Langsung Volatilitas Harga Gas Alam, Simak Rekomendasinya
Menarik Dibaca: Trans Segara City Beroperasi, Mobilitas dari Bekasi ke Stasiun Senen Lebih Praktis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News