Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) tetap bersikukuh akan mengendalikan impor jagung. Alasannya, pasokan jagung dalam negeri harus diutamakan dan masih ada sejumlah wilayah di Indonesia yang siap panen jagung. Karena itu, pemerintah menilai impor jagung belum mendesak dilakukan saat ini.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kemtan Hasil Sembiring mengatakan pihaknya saat ini tengah fokus memproduksi jagung untuk memenuhi kebutuhan industri pakan ternak. Ia bilang pada tahun ini ada program tambah tanam jagung seluas 1 juta hektare (ha) di seluruh Indonesia.
Dari jumlah tersebut, dana untuk penanaman di lahan seluas 948.000 ha atau 95% telah cair dan sudah sampai ke tingkat petani. Sementara sudah ada 150.000 ha yang sudah tanam dan panen.
Sisanya untuk ditanam di lahan sekitar 800.000 ha lagi masih menunggu musim hujan. "Benih sudah di petani dan sudah siap tanam," ujar Hasil akhir pekan lalu.
Hasil membenarkan masih ada panen jagung di 10 Provinsi sampai akhir tahun ini seperti di Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, dan Banten. Menurutnya kenaikan harga jagung yang mencapai Rp 4.200 per kg ternyata hanya ada di wilayah Banten.
Industri pakan di daerah Banten memang lebih memilih jagung dengan kualitas yang lebih baik sehingga harganya tinggi. Sementara harga jagung di wilayah lain seperti Nusa Tenggara Barat (NTB) masih bertengger di angka Rp 2.800 - Rp 3.100 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News