kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.323   -27,00   -0,17%
  • IDX 7.379   92,25   1,27%
  • KOMPAS100 1.042   3,89   0,37%
  • LQ45 790   2,14   0,27%
  • ISSI 245   3,44   1,43%
  • IDX30 409   1,44   0,35%
  • IDXHIDIV20 468   1,34   0,29%
  • IDX80 117   0,44   0,38%
  • IDXV30 119   0,56   0,47%
  • IDXQ30 130   0,18   0,14%

Strategi Bridgestone dan Hankook Dongkrak Penjualan Ban di Pasar Ekspor & Domestik


Jumat, 18 Juli 2025 / 07:44 WIB
Strategi Bridgestone dan Hankook Dongkrak Penjualan Ban di Pasar Ekspor & Domestik
ILUSTRASI. Pabrik pembuatan ban kendaraan milik Bridgestone Indonesia. 


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen ban Bridgestone dan Hankook terus mengincar pertumbuhan penjualan pada semester II-2025, meski dihadapkan pada sejumlah tantangan di pasar ekspor dan domestik.

Salah satu hambatan utama berasal dari kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS).

Dalam perkembangan terbaru, Presiden AS Donald Trump memangkas tarif impor produk ban asal Indonesia dari 32% menjadi 19%.

Meski begitu, produsen ban tidak serta merta mengandalkan pasar Negeri Paman Sam.

Baca Juga: Bridgestone Kejar Pertumbuhan Produksi dan Penjualan Ban hingga 7% pada 2025

Presiden Direktur PT Bridgestone Tire Indonesia Mukiat Sutikno menilai penurunan tarif tersebut belum tentu memberikan dampak signifikan terhadap ekspor ban Indonesia ke AS. Pasalnya, pasar AS masih menyisakan berbagai hambatan perdagangan.

"Apakah penurunan tarif dari 32% ke 19% akan membuka peluang ekspor ke AS? Belum tentu. Kami lebih memilih fokus memperluas ekspor ke negara-negara lain, khususnya di kawasan Asia Pasifik," kata Mukiat kepada Kontan.co.id, Kamis (17/7).

Bridgestone mencatat ekspor menyumbang sekitar 25% dari total penjualan, dengan jangkauan ke lebih dari 70 negara.

Namun, kontribusi dari pasar AS terbilang kecil. Bridgestone tetap mewaspadai dampak tarif resiprokal terhadap industri secara keseluruhan.

"Yang kami khawatirkan adalah efek domino. Jika satu sektor terdampak, bisa menjalar ke sektor lain," imbuh Mukiat.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Hankook Tire Sales Indonesia, Bartek Byunghak Choi, menyebut dampak tarif AS terhadap kinerja ekspor Hankook juga relatif minim.

Sebab, secara global, Hankook telah memiliki pabrik di berbagai benua, termasuk di Tennessee, AS, yang memasok langsung ke pasar domestik AS.

Baca Juga: Bridgestone Bidik Pasar Ban Kendaraan Listrik di Indonesia

"Strategi ini meminimalkan risiko dari dinamika kebijakan perdagangan global, termasuk tarif impor," kata Byunghak.

Hankook juga melihat peluang dari implementasi perjanjian dagang Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Kerja sama ini membuka akses lebih luas ke pasar Eropa, khususnya untuk produk ban berperforma tinggi (high performance).

"Ini peluang besar bagi Hankook Tire Indonesia, terutama untuk memenuhi permintaan pasar Eropa yang ketat terhadap kualitas," ungkapnya.

Hankook memang lebih mengandalkan pasar ekspor, yang menyumbang sekitar 89% dari total penjualan.

Saat ini, Hankook mengekspor ban ke 32 negara, termasuk AS, Italia, Meksiko, Malaysia, Jepang, Rusia, Swedia, Maroko, Turki, dan Vietnam. Sisanya, 11% berasal dari penjualan domestik.

Byunghak optimistis prospek penjualan masih positif di semester II-2025. Ia menyebut penjualan Hankook pada semester I-2025 melonjak sekitar 130% secara tahunan (YoY), terutama ditopang oleh pertumbuhan permintaan dari segmen kendaraan listrik (EV) dan kendaraan penumpang.

"Kami optimistis tren ini akan berlanjut di semester kedua, seiring meningkatnya permintaan global dan lokal, serta dukungan dari fasilitas produksi," ujarnya.

Baca Juga: Hankook Tire Catatkan Pendapatan KRW 4,96 triliun pada Kuartal I 2025

Hankook Tire Indonesia memiliki pabrik di Cikarang, dengan kapasitas produksi 10 juta–11 juta unit ban per tahun, atau setara 130.000 ton.

Perusahaan menargetkan pertumbuhan penjualan dobel digit untuk segmen Passenger Car Radial (PCR) dan Truck Bus Radial (TBR).

Berbeda dari Hankook, Bridgestone lebih mengandalkan pasar dalam negeri yang menyumbang sekitar 75% dari total penjualan.

Penjualan ban Bridgestone untuk kendaraan penumpang (mobil kecil) masih tumbuh sekitar 5% pada semester I-2025.

Namun, penjualan untuk segmen komersial seperti bus dan kendaraan tambang tercatat turun 5%–7% dari proyeksi awal.

Mukiat menyebut penurunan ini disebabkan oleh melemahnya permintaan dari industri batubara serta tren pelemahan di sektor otomotif.

Oleh karena itu, Bridgestone berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan stimulus untuk mendorong pertumbuhan industri dan konsumsi.

"Harapannya di semester kedua ini kondisi ekonomi membaik dan pemerintah bisa lebih mendorong pasar melalui insentif," ujarnya.

Baca Juga: Hankook Tire Cetak Rekor Laba Operasional Tertinggi di 2024

Di tengah pelemahan segmen OEM (Original Equipment Manufacturer), Bridgestone memacu penjualan di segmen after market.

Terutama menjelang kuartal IV-2025 yang bertepatan dengan momentum libur panjang akhir tahun.

Sebagai strategi ekspansi domestik, Bridgestone memperluas jaringan distribusi ke luar kota-kota besar. "Mulai tahun ini kami ekspansi ke beberapa wilayah tier-2 dan tier-3 lewat Tomo Express, agar lebih menjangkau konsumen di daerah," tutup Mukiat.

Selanjutnya: Pasar Asia Menguat Jumat (18/7) Pagi, Bursa Australia Cetak Rekor Baru

Menarik Dibaca: IHSG Berpeluang Ke Arah 7.400, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini dari BNI Sekuritas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×