kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Antam gandeng Pemda Papua garap tambang emas Wabu, estimasi capex US$ 1,4 miliar


Rabu, 30 September 2020 / 14:41 WIB
Antam gandeng Pemda Papua garap tambang emas Wabu, estimasi capex US$ 1,4 miliar
ILUSTRASI. Suasana pemboran emas di Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor milik PT. Aneka Tambang Tbk (ANTM).KONTAN/Baihaki.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) ditugaskan untuk mengelola Blok Wabu. Holding perusahaan tambang BUMN, Mining and Industry Indonesia (MIND ID) memastikan pihaknya akan menggandeng Pemerintah Daerah (Pemda) Papua dalam pengelolaan tambang emas hasil penciutan wilayah PT Freeport Indonesia (PTFI) tersebut.

Direktur Utama MIND ID Oria Petrus Moedak menyampaikan, setelah menerima hasil penciutan wilayah PTFI yang kemudian dikembalikan kepada pemerintah pusat, Pemda Papua menginginkan pengelolaan Blok Wabu melalui kerjasama dengan BUMN. 

Kemudian, Gubernur Papua juga telah mengirimkan surat kepada Kementerian BUMN dan MIND ID untuk mengajukan kerjasama dalam menggarap tambang emas tersebut.

"Struktur aturan kita begitu, Pemda menyerahkan wilayah yang masuk sebagai wilayah tambang kepada pemerintah pusat untuk dilakukan penetapan. Pemda juga sudah mengusulkan untuk kerjasama dengan MIND ID," kata Orias saat ditemui di Gedung DPR RI, Selasa (29/9).

Baca Juga: Aneka Tambang (ANTM) buka opsi beli bijih nikel dari penambang rakyat

Mempertimbangkan komoditas tambang Blok Wabu yang merupakan emas, Menteri BUMN Erick Thohir menugaskan Antam untuk menggarapnya. 

"Sesuai arahan dari Pak Menteri BUMN, itu akan diserahkan kepada Antam karena memang Antam ahlinya kan dari dulu yang mengurus emas," sambung Orias.

Dia memang belum membeberkan bagaimana skema dan porsi kerjasama antara Pemda Papua dan Antam. Katanya, detail kerjasama masih dibahas bersama Pemda Papua. 

Sebagai gambaran, skema yang akan dipakai serupa dengan joint venture melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Papua dalam pembagian porsi saham di PTFI.

"Teknis (kerjasama) nanti kita bahas dengan Pak Gubernur. Ya kan kami sudah kerjasama dengan Pemda Papua dalam kepemilikan saham Freeport," jelas Orias.

Saat ini, MIND ID masih menunggu ketetapan pengelolaan Blok Wabu dari Kementerian ESDM. "Penetapan kan harus dari Menteri ESDM, kami akan surati ke Menteri ESDM dan menjawab surat dari Gubernur Papua," imbuhnya.

Meski belum membuka detail potensi dan cadangan emas yang terkandung di Blok Wabu, namun dia memastikan bahwa potensi emas di sana cukup menjanjikan. 
Sebelumnya, berdasarkan informasi yang sampai kepada Kontan.co.id, potensi sumber daya emas di Blok Wabu disebut cukup besar, yakni mencapai 8,1 juta troi ons bijih emas. Nilainya ditaksir mencapai sekitar US$ 14 miliar.

Orias tidak membantah maupun membenarkan informasi tersebut. Dia tidak memberikan gambaran mengenai nilai dari potensi Blok Wabu. Hanya saja, Orias memberikan gambaran mengenai belanja modal alias capital expenditure (capex) yang harus diinvestasikan Antam dalam menggarap Blok Wabu.

Baca Juga: Antam Mengintip Peluang Menggarap Blok Wabu Eks Lahan Freeport

Orias mengatakan, dengan asumsi nilai potensi Blok Wabu sekitar US$ 14 miliar, maka estimasi capex yang dibutuhkan Antam berkisar diangka 10%-15% dari nilai tersebut. "Jadi kalau sempat beredar US$ 14 miliar (nilai potensi dari Blok Wabu), ya capex-nya mungkin 10%-15% dari itu," ungkap Orias.

Artinya, paling tidak Antam membutuhkan investasi sebesar US$ 1,4 miliar untuk bisa menggarap Blok Wabu. Skema pendanaan yang akan digunakan Antam belum dibeberkan, tapi Orias yakin pihaknya tidak akan kesulitan untuk meraih pendanaan dalam pengelolaan Blok Wabu.

"Kita lihat nanti pas Hari H, kalau barangnya bagus, kan gampang nyari duit. Potensinya ada, jadi uang tidak masalah," sebutnya.

Orias yakin Antam memiliki kapasitas untuk menggarap Blok Wabu kendati ada tantangan dari sisi kesiapan infrastruktur dan medan yang cukup berat. "Itu kan bisa diatur, orang bsia masuk di kondisi lahan tertutup,tidak ada masalah," pungkasnya.

Selanjutnya: Tambang emas eks Freeport bakal diserahkan ke Antam, begini pendapat IMA dan Perhapi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×