Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
Saat ini, MIND ID masih menunggu ketetapan pengelolaan Blok Wabu dari Kementerian ESDM. "Penetapan kan harus dari Menteri ESDM, kami akan surati ke Menteri ESDM dan menjawab surat dari Gubernur Papua," imbuhnya.
Meski belum membuka detail potensi dan cadangan emas yang terkandung di Blok Wabu, namun dia memastikan bahwa potensi emas di sana cukup menjanjikan.
Sebelumnya, berdasarkan informasi yang sampai kepada Kontan.co.id, potensi sumber daya emas di Blok Wabu disebut cukup besar, yakni mencapai 8,1 juta troi ons bijih emas. Nilainya ditaksir mencapai sekitar US$ 14 miliar.
Orias tidak membantah maupun membenarkan informasi tersebut. Dia tidak memberikan gambaran mengenai nilai dari potensi Blok Wabu. Hanya saja, Orias memberikan gambaran mengenai belanja modal alias capital expenditure (capex) yang harus diinvestasikan Antam dalam menggarap Blok Wabu.
Baca Juga: Antam Mengintip Peluang Menggarap Blok Wabu Eks Lahan Freeport
Orias mengatakan, dengan asumsi nilai potensi Blok Wabu sekitar US$ 14 miliar, maka estimasi capex yang dibutuhkan Antam berkisar diangka 10%-15% dari nilai tersebut. "Jadi kalau sempat beredar US$ 14 miliar (nilai potensi dari Blok Wabu), ya capex-nya mungkin 10%-15% dari itu," ungkap Orias.
Artinya, paling tidak Antam membutuhkan investasi sebesar US$ 1,4 miliar untuk bisa menggarap Blok Wabu. Skema pendanaan yang akan digunakan Antam belum dibeberkan, tapi Orias yakin pihaknya tidak akan kesulitan untuk meraih pendanaan dalam pengelolaan Blok Wabu.
"Kita lihat nanti pas Hari H, kalau barangnya bagus, kan gampang nyari duit. Potensinya ada, jadi uang tidak masalah," sebutnya.
Orias yakin Antam memiliki kapasitas untuk menggarap Blok Wabu kendati ada tantangan dari sisi kesiapan infrastruktur dan medan yang cukup berat. "Itu kan bisa diatur, orang bsia masuk di kondisi lahan tertutup,tidak ada masalah," pungkasnya.
Selanjutnya: Tambang emas eks Freeport bakal diserahkan ke Antam, begini pendapat IMA dan Perhapi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News