kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Antam siap ekspor bijih nikel


Kamis, 06 Oktober 2016 / 10:47 WIB
Antam siap ekspor bijih nikel


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya mempertimbangkan relaksasi ketentuan ekspor bijih nikel berkadar 1,8% atau berkadar rendah pada Januari 2017. Padahal, sebelumnya bijih nikel tidak masuk dalam usulan yang bisa kembali diekspor tahun depan.

Ekspor nikel kadar rendah ini masuk revisi Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2014 Tentang Pelaksana Kegiatan Mineral dan Batubara (Minerba). Plt Menteri ESDM, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, akan mempertimbangkan bijih nikel berkadar 1,8% bisa kembali ekspor.

"Nikel menarik, yang kandungannya 1,8% kita hitung. Karena di dalam negeri tidak bisa diproses, kita pertimbangkan ekspor," terangnya, di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (5/10).

Sekretaris Perusahaan PT Antam (Tbk) Trenggono Sutioso bilang, pada saat ini, nikel berkadar rendah 1,8% itu belum ekonomis diolah di dalam negeri, termasuk smelter milik Antam pribadi. "Karena tidak bisa diproses secara ekonomis, bijih kadar rendah itu teronggok," terangnya kepada KONTAN.

Jadi, nikel kadar rendah yang belum ekonomis diolah didalam negeri, maka alangkah baiknya diekspor. "Manfaatnya, konservasi sumberdaya mineral, potensi ekonomi berupa pajak, bea keluar dan pendapatan untuk percepatan hilirisasi," ujarnya.

Saat ini, sekitar 5 juta ton bijih nikel kadar rendah menumpuk di gudang Antam. Setiap tahun, sejak 2014,  juta ton bijih tertambang tidak terserap smelter dalam negeri. Bila mengacu pasar di luar negeri, diperkirakan nilainya  US$ 30 per ton, jadi potensi ekonomisnya US$ 150 juta.

Bila Antam bisa kembali ekspor bijih nikel berkadar rendah, ada beberapa negara tujuan "Tapi belum dapat kami sampaikan," kata Trenggono. Selama ini smelter dalam negeri hanya menyerap bijih nikel kadar tinggi, sekitar 2%. Maka, bijih nikel kadar sedang dan rendah tidak memiliki pasar di Indonesia.

Sejak larangan ekspor mineral mentah berlaku pada 2014, Filipina mengambil peran Indonesia memasok bijih nikel ke China dengan porsi 30 juta- 40 juta ton per tahun. Padahal, kadar bijih ekspor Filipina sangat rendah, sekitar 1%-1,6%. Adanya penjualan bijih kadar sedang dan rendah, harga bijih berkadar tinggi yang dijual ke smelter dalam negeri jadi kompetitif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×