Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan ekspor batubara Indonesia akan mengalami penurunan signifikan hingga akhir tahun ini. Volume ekspor diperkirakan turun sekitar 20-30 juta ton dibandingkan capaian ekspor tahun sebelumnya.
"Prediksinya akan turun sekitar 20-30 juta lah dari tahun lalu. (Ekspor) dibanding tahun lalu," ungkap Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Ditjen Minerba Kementerian ESDM Surya Herjuna, saat ditemui usai agenda 2nd Coalindo Coal Conference di Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Mengacu pada data Kementerian ESDM, total ekspor batubara Indonesia sepanjang tahun 2024 mencapai 555 juta ton, atau setara dengan sekitar 33%–35% dari total konsumsi batubara dunia.
Baca Juga: Antam Jadi Mesin Laba Mind ID, PTBA Tertekan Harga Batubara
“Tahun lalu kan 500-an juta. Sekarang (ekspor) ya di angka 500-an. Dengan produksi sudah diangka 585 (juta ton) sampai September 2025,” tambah Surya.
Filipina Jadi Pasar Baru Ekspor Batubara
Meskipun ekspor ke China dan India masih mendominasi, Kementerian ESDM mencatat mulai ada peningkatan signifikan dalam ekspor batubara ke Filipina. Negara tersebut kini menjadi pasar alternatif yang berpotensi menjadi tulang punggung baru ekspor batubara Indonesia.
"Kalau data kita sih yang mulai agak naik Filipina ya. Filipina sekarang menjadi backbone juga untuk ekspor batubara kita. Artinya ya ada pasar baru lah selain di China sama India," ujar Surya.
Langkah diversifikasi pasar ini dinilai penting di tengah kondisi global yang menantang, di mana beberapa negara importir utama mulai meningkatkan produksi dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor batubara.
Target Produksi 2025 Terancam Tak Tercapai
Sebelumnya, Kementerian ESDM juga menyampaikan kekhawatiran bahwa target produksi batubara nasional tahun 2025 sebesar 735 juta ton berpotensi tidak tercapai. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan kapasitas produksi domestik di negara tujuan utama ekspor seperti China dan India.
Baca Juga: Bahlil Ungkap Proyek DME Masuki Tahap Uji Feasibility Study
"Memang produksi dari China dan India naik, otomatis konsumsi (batubara) dari negeri dia. Nah kita mau ekspor (batubara) kan otomatis ketahan, kebutuhan dia tetap tapi produksi dia naik," ungkap Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Tri Winarno, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan.
Tri menegaskan, kondisi ini menjadi momentum bagi para pelaku usaha tambang batubara untuk memperluas pasar ekspor ke negara-negara lain di kawasan Asia.
"Mungkin pasar yang memungkinkan seperti penjajakan untuk diversifikasi market. Misalnya marketnya di mana selain China dan India," tambah dia.
Selanjutnya: Kualitas Hidup Masyarakat Meningkat, Tercermin dari IPM 2025 Naik Jadi 75,90
Menarik Dibaca: Aster Bertengger di Puncak Kripto Top Gainers, Decred Terdepak ke Top Losers
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













