Reporter: Leni Wandira | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menegaskan bahwa seluruh anggota ritel modern hanya menjual beras jenis premium sebagaimana tertuang dalam perjanjian dengan para pemasok. Penegasan ini disampaikan sebagai respon atas polemik beras diduga oplosan yang ramai belakangan.
Ketua Umum Aprindo, Solihin, mengatakan bahwa ritel modern tidak memproduksi atau mengemas beras sendiri. Produk yang dipajang seluruhnya berasal dari produsen, prinsipal atau supplier yang sudah menyepakati kontrak.
“Aprindo beserta anggotanya membeli sesuai perjanjian. Jelas itu beras premium,” ujar Solihin saat dihubungi Kontan, Rabu (16/7).
Baca Juga: Jika Terbukti Melanggar Hukum, Aprindo Siap Tarik Beras Oplosan di Pasaran
Sebagai bentuk penegakan standar kualitas, Aprindo telah meminta seluruh pemasok beras untuk membuat surat pernyataan resmi bahwa produk yang mereka distribusikan ke ritel modern merupakan beras premium.
“Mulai kemarin, para produsen atau prinsipal atau supplier sudah membuat surat pernyataan bahwa beras yang dijual ke ritel modern itu adalah beras jenis premium,” ujarnya.
Namun, Solihin mengakui bahwa masih ada sebagian kecil pemasok yang belum menyerahkan surat pernyataan tersebut. Aprindo pun tidak segan menindak tegas dengan menarik produk dari rak ritel.
“Kalau ada prinsip atau supplier yang tidak mau memberikan pernyataan, barangnya saya turunin. Ada nggak? Ada. Tapi nggak banyak. Mungkin satu-dua dari sepuluh atau dua belas pemasok,” tegasnya.
Selain persoalan kualitas, Aprindo juga menyebut telah terjadi penyesuaian harga beras di ritel modern. Harga eceran beras premium dikoreksi turun sebesar Rp1.000 per kemasan 5 kg, dari semula Rp74.500 menjadi Rp73.500.
“Kemarin sore, ada surat bahwa harga eceran diturunkan seribu rupiah. Siapa yang nanggung? Produsen atau prinsipal atau supplier. Artinya dilakukan refaksi,” jelas Solihin.
Baca Juga: Mentan Amran: Sebagian Merek Beras Oplosan Sudah Mengganti Harga dan Kualitas
Solihin mengungkapkan, kendala dalam rantai pasok masih menjadi tantangan. Banyak pemasok yang belum bisa memenuhi pesanan secara penuh, yang berdampak pada ketersediaan stok di lapangan.
“Dari apa yang kita order dengan yang dikirim itu masih belum optimal. Mungkin 50% - 60% dari jumlah pesanan,” tuturnya.
Kendati demikian, masyarakat diminta untuk tetap tenang dan tidak melakukan aksi borong. Aprindo memastikan pasokan beras tetap tersedia di ritel modern, selama pembelian dilakukan secara wajar.
“Kita harapkan masyarakat juga jangan panik untuk membeli beras. Karena pada prinsipnya beras saat ini tersedia. Asal jangan beli untuk menimbun atau semacamnya,” imbuhnya.
Solihin juga kembali menekankan bahwa ritel modern tidak pernah memproduksi atau mengemas beras, bahkan untuk merek sendiri (private label). Seluruh proses produksi berada di tangan pemasok.
“Retail tidak pernah membuat proses packaging, bahkan kalau itu merek saya. Yang buat tetap produsen. Kita menerima sesuai kontrak yang menyebut itu produk beras premium,” pungkasnya.
Selanjutnya: Fantastis! Realisasi Investasi RI Tembus Rp 940 triliun pada Semester I-2025
Menarik Dibaca: Tayang September, Official Teaser Trailer Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah Dirilis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News