kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Antisipasi penurunan produksi 10%, Adaro Energy (ADRO) memperkuat segmen bisnis lain


Minggu, 02 Agustus 2020 / 18:26 WIB
Antisipasi penurunan produksi 10%, Adaro Energy (ADRO) memperkuat segmen bisnis lain
ILUSTRASI. Tahun 2020 ini Adaro Energy (ADRO) menargetkan produksi direntang 54 juta ton-58 juta ton.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan kondisi pasar batubara saat ini membuat PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mengantisipasi penurunan produksi di kisaran 10% dibandingkan realisasi produksi pada 2019 lalu, atau pada kisaran bawah target produksi batubara ADRO di tahun ini.

Asal tahu saja, realisasi produksi batubara ADRO pada tahun lalu mencapai 58,03 juta ton. Sedangkan di tahun 2020 ini ADRO menargetkan produksi direntang 54 juta ton-58 juta ton.

Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira mengatakan, penurunan produksi terutama terjadi pada jenis batubara termal. Kendati begitu, Nadira menegaskan pihaknya akan terus mengikuti perkembangan pasar batubara dan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang ADRO.

Baca Juga: Masih dibayangi katalis negatif, tren harga batubara belum akan membaik

Kata dia, ADRO akan berfokus untuk mempertahankan margin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan. "Adaro juga akan terus fokus terhadap upaya peningkatan keunggulan operasional, pengendalian biaya dan efisiensi, serta eksekusi strategi demi kelangsungan bisnis dan mempertahankan kinerja yang solid," kata Nadira kepada Kontan.co.id, Minggu (2/8).

Menurut dia, langkah ADRO ini juga sejalan dengan imbauan dari Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) kepada para produsen batubara di Indonesia untuk memangkas target produksi. "Untuk menyeimbangkan kondisi di pasar batubara yang tertekan akibat pelemahan ekonomi global dan menurunnya kebutuhan listrik industri karena Covid-19," ujar Nadira.

Namun Nadira belum memberikan gambaran bagaimana dampaknya terhadap kinerja perusahaan, jika produksi batubara ADRO pada tahun ini berada direntang bawah target tahunan, atau turun sekitar 10% dari realisasi tahun lalu. "Kami antisipasi, sambil mengikuti perkembangan pasar," ungkapnya.

Baca Juga: Pasar tak stabil, Adaro Energy (ADRO) resmi menurunkan produksi batubara 10%

Merujuk pada laporan kuartal I-2020, volume produksi dan penjualan batubara ADRO sejatinya masih tumbuh. Produksi batubara tercatat 14,41 juta ton atau naik 5% dibandingkan produksi pada kuartal I-2019.

Sementara itu, volume penjualan batubara juga meningkat 8% menjadi 14,39 juta ton dibandingkan dengan periode yang masa pada tahun 2019. Asia Tenggara masih menjadi tujuan utama penjualan batubara ADRO dengan porsi mencapai 47%. Disusul Asia Timur sebanyak 22%, India 19%, China 10% dan lainnya 2%.

Khusus untuk batubara termal, pelambatan aktivitas ekonomi termasuk industri akibat covid-19 berdampak terhadap anjloknya konsumsi listrik. Imbasnya, permintaan batubara untuk kelistrikan pun ikut merosot, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan pasar batubara. Akibatnya, harga pun merosot.

Baca Juga: Pasar Batubara Masih Lesu, Ini Rekomendasi untuk Saham PTBA dan ADRO

Merujuk pada global Coal Newcastle, harga rata-rata pada kuartal I-2020 hanya sebesar US$ 67,70 per ton. Anjlok dari rata-rata harga di periode yang sama pada 2019 yang sebesar US$ 95,67 per ton.

Meski segmen bisnis batubara tengah menantang, tapiĀ  Nadira memastikan bahwa proyek-proyek kelistrikan ADRO tetap berjalan melalui PT Adaro Power. "Saat ini Adaro Power fokus untuk menyelesaikan pembangunan proyek yang sedang dalam konstruksi dan operasional dari PLTU yang sudah berjalan," kata Nadira.

Proyek besar yang sedang digarap Adaro adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Bhimasena Power Indonesia (BPI) di Batang, Jawa Tengah. Hingga kuartal I-2020, PLTU berkapasitas 2 x 1.000 MW itu sedang dalam tahap konstruksi dengan progres 93,6%.

Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) masih fokus selesaikan proyek PLTU Bhimasena Power Indonesia

Dalam catatan Kontan.co.id, selain menggarapĀ  proyek PLTU Bhimasena, Adaro Power juga mengelola pembangkit eksisting seperti PLTU Makmur Sejahtera Wisesa dan PLTU Tanjung Power Indonesia. ADRO pun sedang melakukan proses peningkatan kapasitas Solar PV di Terminal Khusus Batubara Kelanis dengan menambahkan 467 kWp ke 130 kWp yang telah beroperasi.

Nadira mengatakan, ADRO memang akan mengembangkan bisnis ke segmen energi baru dan terbarukan (EBT). "Adaro Power juga terus berusaha mengembangkan bisnisnya, termasuk dalam rangka mendukung pemerintah untuk mengembangkan pembangkit dengan EBT," pungkas Nadira.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×