kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

AP I menggenjot pendapatan non aeronautika 43%


Selasa, 28 Maret 2017 / 22:10 WIB
AP I menggenjot pendapatan non aeronautika 43%


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. PT Angkasa Pura I (AP I) berkomitmen terus menggenjot pengembangan bisnis non Aeronautika. Tahun ini, perusahaan pengelola bandara di wilayah timur Indonesia ini menargetkan pendapatan di luar pengeleloaan bandara sebesar Rp 3,27 triliun atau meningkat 29,7% dari pencapaian tahun 2016 yakni Rp 2,52 triliun.

AP I menargetkan total pendapatan usaha tahun 2017 sebesar Rp 7,6 triliun atau meningkat 23,9% drai tahun lalu. Itu berarti tahun ini, perusahaan pelat merah ini menargetkan bisnis non aeronautika bisa berkontribusi 43% terhadap total pendapatan perusahaan.

Pendapatan non aeronautika AP I memang terus bertumbuh. Jika tahun 2015 baru menyumbang 39% maka tahun 2016 sudah berkontribusi sebesar 41,1%. "Dalam rencana jangka panjang, kita targetkan bisnis non aeronautika ini bisa mencapai 60% pada tahun 2020." kata Israwadi, Sekretaris Perusahaan AP I pada KONTAN, Selasa (28/3).

Bahkan, AP I berharap target tersebut sudah bisa dicapai pada tahun 2019 seiring dengan mulai beroperasinya sejumlah bandara yang tengah mereka bangun saat ini yakni Semarang, Banjarmasin dan Yogyakarta.

AP I akan menggenjot pendapatan dari luar pengelolaan jasa penunjang penerbangan lewat anak usahanya. Saat ini perusahaan ini sudah mempunyai lima anak usaha yakni Angkasa Pura Ritel, Angkasa Pura Hotel, Angkasa Pura Properti, Angkasa Pura Support dan Angkasa Pura Logistik.

Selain dari anak usaha tersebut, pendapatan non aeronautika juga didapat oleh AP I lewat konsensi atau persentasi omset dari tenan-tenan yang ada di Bandara yang mereka kelola seperti duty free. "Ini akan terus bertumbuh jika bisnis aeronatikanya juga bertumbuh. Kalau jumlah penumpang naik maka pendapatan dari konsesi ini akan terus naik makanya kita lakukan pengembangan-pengembangan di beberapa bandara saat ini," jelas Israwadi.

Melalui Angkasa Pura Hotel, perusahaan saat ini tercatat telah memiliki tiga hotel yakni Novetel 214 kamar di Bandara Denpasar, Ibis Budget 114 kamar di Bandara Makassar an Ibis Budged 144 kamar di Bandara Juanda Surabaya. Anak usaha AP I ini akan terus mengembangkan bisnis lewat pengelolaan lounge komersial di Bandara.

Angkasa Pura Hotel telah mengelola tiga lounge komersial di Bandara Yogyakarta, Banjarmasin dan Surabaya dengan brand Concordia Lounge. Israwadi bilang, tahun ini anak usahanya tidak akan ekspansi hotel tetapi akan menambah pengelolaan lounge. Tahun ini mereka berencana mengembangkan lounge komersial di Bandara Ngurah Rai dan beberapa bandara lain.

Sementara lewat anak usahanya di bisnis properti, AP I akan melakukan kerjasama dengan perusahaan properti pelat merah seperti dengan Wika Realty, Adhi Persada Properti dan PTPP untuk mengoptimalisasikan lahan-lahan kosong milik perusahaan. Saat ini AP I dan Wika Realty tengah mengembangkan satu kondotel di Bali bertajuk Jineng Kondotel. Sementara dengan Adhi masih dalam proses perencanaan dan dengan PTPP masih sebatas MoU.

Di sektor logistik, AP I sudah mengelola gudang cargo di Surabaya dan Makassar. Tahun ini mereka akan mengelola kawasan pergudangan seluas 1,4 hektare (ha) di Bali. Disana terdapat delapan gudang dengan luas masing-masing 800 meter persegi (m2).

Seperti diketahui, sepanjang 2016 AP I membukukan Rp6,13 triliun atau meningkat 17% dibandingkan dengan Rp5,24 triliun pada sebelumnya. Ini terdiri dari pendapatan
non aeronautika Rp 2,52 triliun dan aeronautika.

Pendapatan dari luas pengelolaan jasa penunjang penerbangan meningkat 20,5% dibanding tahun sebelumnya yang hanya tercata sebesar Rp 2,09 triliun. Sedangkan dari Aeronautika hanya tumbuh 14,4% dibanding pendapatan pada tahun 2015 yang tercatat sebesar Rp 3,15 triliun.

Pendapatan non aeronautika tersebut didapat dari pendapatan pemakaian telepon, listrik, air, parkir, anjungan dan kartu pas Rp 250,01 miliar, sewa Rp 581,3 miliar, pemakaian ruang tunggu Rp 96,72 miliar, konsesi Rp 1,134 triliuu, event dan promosi Rp 27,67 miliar, pergudangan Rp 302,89 miliar, jasa pemeliharaan dan perbaikan Rp 84,47 miliar serta jasa lainnya Rp 48 miliar.

Pendapatan aeronautika berasal dari jasa pendaratan, penempatan dan penyimpanan pesawat udara senilai Rp 525,53 miliar, jasa penumpang pesawat udara Rp 2,77 triliun atau tumbuh 16,5% dari tahun sebelumnya, pemakaian aviobridge Rp 133,82 miliar, pemakaian counter Rp 105,76 miliar dan pemakaian BHS/HBS international Rp 74,65 miliar.

Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan usaha tersebut, AP I juga mencetak laba bersih atau laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,15 triliun. Ini meningkat 38% dari Rp 841,54 miliar pada tahun 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×