kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AP II: Harusnya Garuda koordinasi soal London


Kamis, 01 Agustus 2013 / 22:11 WIB
AP II: Harusnya Garuda koordinasi soal London
ILUSTRASI. Pekerja membuat lubang makam untuk jenazah kasus COVID-19 di TPU khusus COVID-19 di Jombang, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (23/2/2022).ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/hp.


Sumber: KOMPAS.com | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Dirut Angkasa Pura II Tri Sunoko mengungkapkan, PT Garuda Indonesia Tbk gagal untuk terbang langsung ke London pada akhir tahun nanti karena masalah  koordinasi.

"Garuda batal ke London karena kurang koordinasi, koordinasi dengan Angkasa Pura. Karena ini perlu koordinasi," ujarnya di Bandara Soekarno Hatta, Kamis (1/8/2013).

Tri mengatakan, sebenarnya AP II selalu siap jika memang Garuda menginginkan perbaikan jalur pacu supaya bisa dipakai oleh pesawat Garuda Boeing 777-300 ER.

"Kalau setiap hari memang harus dilakukan penyehatan kami siap-siapa saja. Sama saja seperti jalanan, kalau sekali-sekali dilewati truk tidak masalah, tapi kalau setiap hari dilewati pasti rusak," terangnya.

Ia menambahkan, hingga kini Garuda rata-rata mengangkut sekitar 70 sampai 80 persen dari beban maksimal. Bahkan load factornya berkisar 90 persen. Dalam hal ini Tri mengungkapkan, Garuda tidak perlu khawatir dengan kondisi landasan.

"Garuda juga belum tentu bisa 100 persen setiap hari, averagenya 70-80 persen, yang 100 persen itu hanya beberapa waktu saja. Load factor dari pesawat, kadang-kadang 90 sampai 100 persen, tetapi kadang juga 50 persen," kata Tri.

Garuda menunda penerbangannya ke London karena Bandara Soekarno Hatta belum memenuhi standar tingkat kekerasan untuk pengoprasian pesawat B 777-300 ER dengan kapasitas penuh. Rencananya, Garuda akan melayani penerbangan langsung Jakarta-London non-stop dengan mengangkut 314 penumpang, yang terbagi ke dalam 8 first class, 38 business class, 268 kelas ekonomi, dan muatan kargo sebanyak 11 ton.

Dengan muatan sebanyak itu, diperlukan kekerasan landasan 132 R/D/W/T, sedangkan saat ini di Soekarno-Hatta hanya 120 R/D/W/T.

Kompas.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×