Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk baru saja mengumumkan rute penerbangan Jakarta-London yang akan dibuka pada November 2013 akan diundur sampai Mei 2014.
Penyebabnya, kekerasan landasan pacu Bandara Soekarno Hatta (Soetta) belum sesuai untuk tempat mendarat pesawat Boeing 777-300ER dengan kapasitas penuh.
Keluhan tersebut langsung direspons oleh PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola Bandara Soetta. Tri Sunoko, Dirut AP II mengakui, memang jika kapasitas pesawat penuh dengan penumpang, kargo, dan bahan bakar terlalu berat untuk mendarat di Bandara Soetta.
Namun, Tri bilang sebenarnya bisa saja pesawat tersebut mendarat di Soetta asal tidak dalam kondisi penuh. "Memang load factor Garuda selalu 100%? Rata-rata kan 70% - 80%," ujar Tri kepada wartawan, Kamis (1/8).
Garuda tidak akan rugi
Tri juga bilang, pihak Garuda juga tidak akan merugi kalau tingkat keterisian penumpang (load factor) tidak mencapai 100%. "Load factor 60% kan juga sudah untung," tambah Tri yang pernah menjabat sebagai Direktur Angkutan Udara, Kementerian Perhubungan.
Tri juga heran kenapa Garuda dapat membatalkan rute tersebut. Sebab, seharusnya maskapai tersebut sudah tahu keadaan Bandara Soetta. "Sepertinya kami kurang ngobrol dan ngopi-ngopi," ujar Tri sambil tertawa.
Sambil bercanda, Tri menjelaskan, kejadian ini ibarat ada penghuni rumah yang tahu bahwa rumahnya bertipe 21 (kecil), tetapi mengisi rumahnya dengan peralatan yang besar.
Sebelumnya, Emirsyah Satar, Direktur Utama Garuda mengatakan, untuk beroperasi secara full capacity melayani penerbangan langsung Jakarta-London (non-stop), landasan bandara harus memiliki tingkat kekerasan yang memadai.
Pasalnya, kata Emirsyah, pesawat yang akan digunakan untuk rute tersebut adalah jenis B 777-300ER dengan daya angkut 314 penumpang (8 first class, 38 business class, 268 economy class) dan kargo sebanyak 11 ton (maximum take-off weight seberat 351.534 kg).
Karena itu, pesawat B 777-300ER memerlukan "kekerasan landasan" (pavement classification number/PCN) dengan ukuran 132 R/D/W/T. Sementara, saat ini PCN landasan di Soekarno-Hatta hanya 120 R/D/W/T.
“Dengan kondisi tersebut, maka akan terjadi "restricted take-off weight" sebesar 329.365 kg. Artinya, Garuda harus mengurangi 39 penumpang dan tidak memungkinkan mengangkut kargo pada setiap penerbangan yang mengakibatkan Garuda akan mengalami kerugian mencolok,” ujar Emirsyah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News