kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Apa Dampak BBM Beroktan Tinggi pada Kendaraan Lawas?


Rabu, 29 Desember 2021 / 10:15 WIB
Apa Dampak BBM Beroktan Tinggi pada Kendaraan Lawas?


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada wacana untuk menghapus bahan bakar minyak (BBM) beroktan rendah pada 2022 mendatang oleh Pertamina. Sebut saja Pertalite (90) dan Premium (88).

Jika wacana tersebut direalisasikan, pemilik kendaraaan yang berbahan bakar kedua jenis bensin tersebut harus beralih pada jenis lain yang oktannya lebih tinggi, seperti Pertamax (92) dan Pertamax Turbo (98).

Namun, apakah mesin kendaraan yang biasanya berbahan bakar jenis Premium atau Pertalite tidak akan mengalami gangguan jika diganti BBM dengan oktan lebih tinggi?

Head Product Improvement/EDER Dept Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriadi menyebut, mesin mobil lawas berkompresi rendah akan terdampak jika dipaksa menggunakan bensin beroktan tinggi.

Baca Juga: Pertamina Jamin Pasokan BBM Jelang Tahun Baru

Sebab, menurutnya, ada sisa bahan bakar yang tidak terbakar dengan sempura, yang kemudian mengendap dan menjadi kerak karbon di ruang pembakaran.

Dia menyebut bahwa penggunaan bahan bakar yang bagus adalah yang sesuai dengan rasio kompresinya.

“Misalnya kendaraan dengan rasio kompresi 1:10 ke atas paling efektif memakai BBM RON di atas 90,” kata Bambang.

Meski demikian, ada hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi dampak penggunaan bensin beroktan tinggi pada mesin mobil lawas.

Baca Juga: Melihat Dampak Kenaikan Harga Energi Terhadap Perekonomian Indonesia

Caranya dengan melakukan penyesuaian kompresi.

“Untuk kendaraan lawas bisa dilakukan setel ulang timing pengapian (menyesuaikan dengan BBM) dan menjaga kebersihan ruang bahan bakar,” ucapnya.




TERBARU

[X]
×