kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Apabila pajak mobil baru 0%, ini yang terjadi pada pasar mobil bekas


Sabtu, 26 September 2020 / 10:07 WIB
Apabila pajak mobil baru 0%, ini yang terjadi pada pasar mobil bekas
ILUSTRASI. Pengunjung mengamati sejumlah mobil bekas yang dijual di area Bursa Mobil Mal Blok M, Jakarta Selatan, Jumat (25/9/2020). Pasar mobil bekas diperkirakan bakal terimbas rencana pemerintah yang bakal menurunkan pajak pembelian mobil baru menjadi 0%. Untuk m


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Relaksasi pajak nol persen untuk mobil baru yang diusulkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memang masih wacana. Namun, hal itu diprediksi bakal menjadi ancaman untuk kelangsungan bisnis mobil bekas. 

Menurut Pengamat Otomotif Bebin Djuana, bila sampai terwujud, maka pasar mobil bekas kemungkinan besar akan "babak belur". Hal tersebut diakibatkan calon konsumen beralih lebih memilih meminang mobil baru dengan harga murah serta kelebihan lainnya.

"Contoh saja, ketika kendaraan baru diberikan diskon oleh agen pemegang merek (APM), atau seperti sedang ada pemeran otomotif, pasar mobil bekas itu sudah goyang, apalagi dengan wacana ini yang katanya pajak mobil nol persen semua," ucap Bebin kepada Kompas.com, Jumat (25/9/2020). 

Menurut Bebin, bila sampai kejadian atau pemerintah benar-benar memutuskan relaksasi sesuai usulan, maka dikhawatirkan bisnis mobil bekas akan merana. Karena biar bagaimana pun, pada sektor tersebut ada perputaran uangnya.

Baca Juga: Andai pajak 0% diberlakukan, harga Honda Jazz baru setara dengan mobil murah

Tapi bila ternyata tidak sampai kejadian, atau skema stimulusnya berbeda, maka pasar mobil bekas cenderung aman. 

Menengah ke atas

Bahkan Bebin mengatakan di pasar mobil bekas, bila diperhatikan yang meningkat itu tidak untuk jenis mobil kelas bawah, melainkan menengah ke atas.

Hal tersebut lantaran memang daya beli untuk segmen mobil di kalangan menengah ke atas masih ada. Tidak seperti di kelas-kelas menengah ke bawah. 

"Kalau dilihat pasarnya mobil bekas sekarang ini pun yang bergerak menengah ke atas, yang medium low-nya beku, karena itu barunya pun mati suri. Kenapa, karena memang daya belinya (menengah ke bawah) sudah tidak ada," ujar Bebin. 

Baca Juga: Harga Fortuner, Pajero Sport dan CR-V cuma Rp 200 juta jika pajak mobil baru 0%

Anehnya, menurut pengamatan Bebin, yang bermain di segmen menengah ke atas, katakanlah seperti CR-V, Pajero, atau Fortuner, meski kondisi sedang sulit tapi tetap tidak mau turun ke segmen menengah.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×