Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
“Kami sedang menunggu tender-tender berikutnya dari pemerintah untuk pengeboran blok migas di dalam negeri. Kami juga berharap agar pengumuman tender tersebut segera diterbitkan sehingga pengembangan blok-blok migas terus berkelanjutan,” ungkap dia, hari ini.
Catatan Kontan.co.id, mayoritas kontrak yang dimiliki oleh APEX saat ini merupakan kerja sama dengan PT Pertamina (Persero).
Lebih lanjut, tren kenaikan biaya sewa harian rig yang terjadi di wilayah regional dapat menular ke dalam negeri. Hal ini akan mendorong peningkatan kinerja bagi perusahaan penyedia jasa eksplorasi migas seperti APEX.
Baca Juga: Apexindo (APEX) Mengincar Kontrak Baru
Pretycia menyebut, pihaknya menargetkan pendapatan perusahaan di akhir tahun nanti minimal dapat menyamai capaian di tahun lalu. APEX juga diharapkan dapat mempertahankan posisi laba bersihnya hingga pergantian tahun nanti.
Asal tahu saja, di tahun lalu APEX memperoleh pendapatan sebesar US$ 91,61 juta. Namun, di saat yang sama perusahaan mengalami rugi bersih sebanyak US$ 103,80 juta. “Untuk sekarang kami masih manfaatkan kontrak-kontrak yang ada untuk mencapai target kinerja akhir tahun ini,” imbuhnya.
Terlepas dari itu, APEX tetap melirik peluang untuk mengincar tender jasa pengeboran migas di luar negeri. Hanya saja, ekspansi tersebut belum akan dilakukan dalam waktu dekat.
Baca Juga: BEI memperpanjang suspensi 10 emiten, ini sebabnya
Pretycia berujar, APEX sebenarnya pernah memiliki pengalaman melakukan kegiatan eksplorasi migas di Malaysia bekerja sama dengan Petronas di tahun 2014 silam. “Untuk ekspansi di luar negeri memang tidak mudah, karena biasanya ada proteksi yang cukup ketat bagi perusahaan asing,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News