kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

API Optimis Target Ekspor 2010 Tercapai


Jumat, 23 April 2010 / 08:20 WIB
API Optimis Target Ekspor 2010 Tercapai


Sumber: KONTAN |



JAKARTA. Kendati menghadapi banyak kendala, para pengusaha tekstil dan produk tekstil (TPT) yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Tekstil Indonesia (API) optimis target ekspor TPT tahun ini sebesar US$11 miliar akan bisa tercapai. Target ekspor tersebut 19,56% lebih tinggi dari nilai ekspor TPT tahun 2009 kemarin yang mencapai US$9,26 miliar.

Ketua Umum API Benny Soetrisno mengatakan, ekspor TPT tahun ini akan semakin cerah seiring dengan membaiknya perekonomian dunia. Selain itu, kata Benny, perhelatan Piala Dunia yang akan segera digelar ini juga akan berdampak positip pada ekspor TPT. "Piala Dunia nanti akan menambah order TPT kita, baik dari lokal maupun dari asing," kata Benny kemarin di sela-sela Musyawarah Nasional API kemarin (22/4).

Toh ada pula alasan sehingga para eksportir yakin target tersebut akan tercapai. Menurut Benny, para eksportir TPT juga berusaha memperluas tujuan ekspornya. Kalau selama ini, negara tujuan ekspor utama adalah Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, para eksportir juga sedang memperluas pasar mereka ke timur Tengah selain ke negara-negara di Asia sendiri.

Investasi Rp 6,28 triliun

Bukan hanya para pengusaha yang memberi catatan positip akan prospek perkembangan ekspor TPT tahun ini. Menteri Perindustrian MS Hidayat mengakui bahwa ekspor TPT Indonesia tetap tumbuh. "Pada tahun 2000, ekspor TPT Indonesia US$8,3 miliar, dan sampai tahun 2009 ekspor tersebut naik menjadi US$9,26 miliar," ujarnya. Namun pertumbuhan tersebut hanya sekitar 3,41%.

Toh Hidayat menganggap industri tekstil di dalam negeri ini masih stagnan. Alasannya, rata-rata mesin tekstil yang beroperasi sekarang yang sudah lebih dari 20 tahun.

Selain karena mesin sudah tua, industri tekstil Indonesia juga menghadapi pesaing baru dan memiliki teknologi lebih bagus seperti industri tekstil di Vietnam, Bangladesh, Thailand dan China.

"Indonesia tidak memiliki industri permesinan tekstil sehingga kita masih tergantung pada impor, sementara China punya industri mesin tekstil yang cukup baik," tambah Hidayat.

Itulah sebabnya, sejak tahun 2007, pemerintah telah menyelenggarakan program restrukturisasi dan modernisasi mesin tekstil.

Menurut catatan di Kementerian Perindustrian, sejak restrukturisasi industri tersebut hingga tahun 2009 kemarin, jumlah investasi permesinan baru mencapai Rp 4,78 triliun. Tahun ini, Kementerian tersebut mengalokasikan dana subsidi untuk restrukturisasi mesin tekstil sebanyak Rp 144,35 miliar yang diharapkan akan memancing investasi mesin tekstil Rp 1,5 triliun sehingga total investasi mesin dalam tiga tahun ini akan mencapai Rp 6,28 triliun.

Wakil Ketua API Ade Sudradjad optimis dana restrukturisasi mesin tersebut akan terserap. Ia memprediksi jumlah perusahaan tesktil yang ikut program itu bisa mencapai 200 perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×