Sumber: Kontan | Editor: Test Test
JAKARTA. Setelah berjalan selama tiga tahun, program restrukturisasi mesin industri tekstil dan produk tekstil mulai menampakkan hasil. Indikatornya, penyerapan dana restrukturisasi dari tahun ke tahun terus meningkat.
Jika tahun 2008 penyerapan dana restrukturisasi mesin tekstil hanya Rp 188,7 miliar atau hanya 55,06% dari total dana yang dialokasikan sebesar Rp 330 miliar, maka tahun 2009 lalu penyerapan dana restrukturisasi meningkat menjadi 71,14% dari total alokasi sebesar Rp 240 miliar.
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudradjad mengatakan, tahun ini ia optimis penyerapan dana restrukturisasi akan lebih baik ketimbang tahun lalu.
"Dari dana alokasi sebesar Rp 24,14 miliar (tahun ini), kemungkinan besar bisa terserap 100%," kata Ade, Kamis (25/3). Ia memprediksi, akan ada sekitar 200 perusahaan yang ikut program tersebut tahun ini.
Hingga awal Maret ini, total investasi untuk peremajaan mesin baru sebesar Rp 5 triliun. Ade memperkirakan, adanya program restrukturiasasi pada tahun ini bisa menambah investasi baru Rp 1,5 triliun menjadi sebesar Rp 6,5 triliun.
Ade berharap, pemerintah akan terus melakukan program restrukturisasi mesin tekstil. Sebab, berdasarkan hasil evaluasi API, program restrukturisasi mesin industri TPT selama tiga tahun ini berhasil menambah jumlah tenaga kerja sebanyak 42.000 orang. "Kalau restrukturisasi banyak dilakukan di industri hilir, penambahan jumlah pekerja lebih besar," ujar Ade.
Selama ini, program restrukturisasi kebanyakan dimanfaatkan oleh industri hulu. Sehingga, penyerapan tenaga kerjanya tidak terlalu besar. Menurut perhitungan Ade, dari total investasi sebesar Rp 5 triliun, hanya 15%-nya yang dilakukan industri hilir. "Sisanya dilakukan oleh industri hulu," jelasnya.
Berdasarkan evaluasi Kementerian Perindustrian, selama tiga tahun berjalan, program restrukturisasi mesin tekstil terbukti mampu meningkatkan produktivitas sekitar 7%-17%. Program tersebut juga mampu meningkatkan efisiensi penggunaan energi sekitar 6%-18%.
Restrukturisasi mesin tekstil ini diharapkan juga bisa menopang pertumbuhan ekspor tekstil Indonesia. Tahun 2009, nilai ekspor tekstil Indonesia US$ 9,5 miliar, merosot 7,7% ketimbang nilai rkspor tahun 2008 yang sebesar Rp US$ 10,3 miliar. "Targetnya ekspor TPT bisa naik lagi menjadi sebesar US$ 10,5 miliar tahun ini," kata Ade.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News