Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah sedang berupaya mendorong investasi di sektor pertanian. Salah satunya adalah investasi di komoditas pertanian jagung. Hingga Mei tahun ini pun, terdapat tiga investor yang berminat mengembangkan komoditas ini.
Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) Sholahuddin pun memberikan respon positif atas investasi ini. Pasalnya, bila investasi di sektor hulu dikembangkan, maka budidaya dengan pemanfaatan teknologi akan dilakukan. Dengan upaya ini, produksi jagung dalam negeri diharap dapat meningkat.
Dengan adanya investasi ini, Kepala Satuan Tugas Kemudahan Berusaha sekaligus Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kemtan) Syukur Iwantoro memperkirakan akan ada tambahan produksi jagung sebesar 64.000 ton dengan luas kebutuhan lahan sekitar 16.000 hektare. Investasi ini pun akan dilakukan di Riau, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Timur.
Melihat kebutuhan lahan tersebut, Sholahuddin pun yakin perkiraan produksi tersebut dapat tercapai melihat masih besarnya lahan yang tersedia. Apalagi bila investor mengembangkan jagug di luar daerah existing.
“Saya yakin produksi jagung bisa ditingkatkan. Apalagi kalau Investor tersebut mau mengembangkan di luar Jawa, lahan 16.000 Ha itu masih sangat terbuka,” ujar Sholahuddin kepada Kontan.co.id, Minggu (15/7)
Dengan adanya peningkatan produksi jagung, maka ini akan menguntungkan industri hilir yang mendapatkan tambahan pasokan bahan baku mengingat, sektor hilir atau terlebih industri pakan ternak membutuhkan 50% - 60% jagung sebagai bahan baku.
Tak hanya itu, investasi ini pun akan menguntungkan negara karena dapat meningkatkan produksi jagung nasional.
“Ini juga memberi keuntungan bagi petani mitra, dia akan mendapatkan fasilitas pendukung biaya produksi dan jaminan pasar,” kata Sholahuddin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News