Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Peternakan dan Perikanan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton J. Supit mengatakan, penguatan dolar yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir bisa mempengaruhi kinerja perusahaan perunggasan.
Pasalnya, komposisi ayam sangat bergantung pada harga pakan. Menurutnya 70% harga ayam ditentukan oleh pakan ternak. Sementara, komponen impor untuk pakan ternak pun masih banyak didatangkan lewat impor.
"Kalau komponen impor kita dalam pakan ternak masih tinggi, ya pasti berpengaruh. Memang komposisi jagung paling besar di pakan, dan dia sudah banyak yang domestik. Akan tetapi, ada namanya bungkil kedelai dan additive lain itu sekitar 30%. Kalau harganya meningkat, pasti ada perubahan," ujar Anton kepada Kontan.co.id, Kamis (12/7).
Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) desianto Budi Utomo mengatakan, saat ini harga pakan ternak pun sudah terpengaruh kenaikan harga dollar. Hal ini dikarenakan dari sisi nilai, sekitar 60% harga dipengaruhi oleh impor. Hal ini pun dibenarkan oleh Anton.
Secara teori, bila komponen pembentuk harga mengalami kenaikan, Anton berpendapat harga jual pun akan dinaikkan. Namun, menurutnya perusahaan pultry masih mempertimbangkan daya beli masyarakat.
"Ini dikembalikan kepada perusahaan-perusahaan perunggasan. Kalau memang dia tidak sanggup, dia pasti menaikkan harga. Namun, perusahaan juga diminta bijaksana, dia juga pasti memikirkan market share dan lainnya. Secara teori, harga jual akan naik, tapi ini harus mempertimbangkan daya beli masyarakat juga." tandas Anton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News