Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah mendorong dan mempercepat investasi pembangunan industri jagung dan sapi. Kepala Satuan Tugas Kemudahan Berusaha sekaligus Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kemtan) Syukur Iwantoro mengatakan, hingga Mei tahun ini, terdapat lima investor yang tertarik berinvestasi di peernakan sapi dan tiga investor tertarik berinvestasi di komoditas jagung.
Menurut Syukur, pemerintah memang tengah mendorong investasi untuk komoditas-komoditas yang produksinya masih kurang dan kebutuhan dalam negeri masih harus dipenuhi lewat impor.
“Sapi masih impor, jagung memang tidak impor, tetapi kan kebutuhannya tinggi. Ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, dan diharapkan bisa ekspor,” jelas Syukur kepada Kontan.co.id, Kamis (12/7).
Syukur mengatakan, dengan adanya investasi ini, diperkirakan akan ada tambahan produksi daging sapi sebanyak 128.000 ton atau setara dengan 237.000 ekor sapi. Produksi jagung pun diperkirakan akan bertambah sebanyak 64.000 ton.
Tak hanya dari sisi produksi, investasi tersebut pun diyakini bisa menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan petani karena investor diharapkan dapat bermitra dengan petani.
Kemtan memperkirakan, investasi di peternakan sapi ini akan mempu menyerap tenga kerja langsung sebanyak 1.200 orang dan tenaga kerja tidak langsung sebanyak 2.400 orang. Sementara, tenaga kerja langsug yang terserap dengan adanya investasi di komoditas jagung sebanyak 12.000 orang dan tenaga kerja langsung sebanyak 36.000 orang.
Untuk investasi ini pun dibutuhkan lahan yang cukup luas. Untuk investasi peternakan sapi dibutuhkan lahan seluas 169.000 hektare sementara untuk komoditas jagung dibutuhkan lahan seluas 16.000 hektare.
Syukur menjelaskan, investasi peternakan sapi ada yang terletak di Sumba, Nusa Tenggara Timur, Kupang, Riau, dan Kalimantan Tengah.
Investasi di Sumba tersebut sudah beroperasi sejak satu setengah tahun yang lalu. Investor yang berasal dari Brasil ini pun berinvestasi dalam bentuk pembibitan sapi. Luas lahan intinya sekitar 1.000 ha dan lahan plasma seluas 2.500 ha.
Ada pula investor asal Yordania yang berencana membuatintegrasi tebu dan sapi. Saat ini, investor sedang mengurus izin prinsip. “Luas lahannya sekitar 20.000 ha untuk tebu dan pabrik gula, lalu 5.000 ha untuk sapi,” ujar Syukur.
Selain itu, ada pula integrasi antara sapi dan sawit di Kalimantan Tengah. Menurut Syukur, investasi dalam bentuk penggemukan dan pembibitan sapi ini sudah berjalan sejak 1,5 tahun yang lalu. Saat ini untuk pembibitannya sebanyak 7.000 ekor, sementara sapi untuk penggemukannya sebanyak 2.000 - 3.000 ekor.
Investor dari dalam negeri pun berniat membuat peternakan sapi di Kupang, dengan kapasitas 10.000 sapi.
Di Riau, terdapat integarasi sapi dan jagung yang bekerjasama dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). “Sampai saat ini mereka sudah mulai membuka lahan jagung, lalu nantinya sapi,” ujar Syukur.
Selebihnya, investasi untuk komoditas jagunng terdapat di Kalimantan Timur dengan luas lahan inti sebanyak 2.500 ha dan lahan mitra seluas 7.500 ha. Investor asal China pun berniat berinvestasi di komoditas jagung, mereka tengah menunggu perizinan lahan seluas 6.000 ha di Kabupaten Timur Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Nilai investasi untuk peternakan sapi sebesar Rp 6,9 triliun, sementara nilai investasi untuk komoditas jagung ini sebesar Rp 1,68 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News