kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Apolin optimistis kinerja industri oleokimia bertumbuh semakin positif pada 2021


Rabu, 23 Desember 2020 / 12:50 WIB
Apolin optimistis kinerja industri oleokimia bertumbuh semakin positif pada 2021
ILUSTRASI. Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) Rapolo Hutabarat.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

Apolin memproyeksikan pasar domestik dan ekspor semakin positif pada 20201. Di pasar ekspor tahun 2021 Apolin perkirakan volume akan tumbuh berkisar 17%-22% sehingga rata-rata volume ekspor oleokimia  Indonesia akan berada di kisaran 364.000 sampai 379.000 ton per bulan, dengan kata lain volume ekspor oleochemical Indonesia tahun 2021 akan berada di kisaran 4,3 sampai 4,6 juta ton.

Sedangkan pasar domestik berada pada 150.000 ton per bulan dan untuk tahun 2021 akan tumbuh 10%-12%, sehingga volume serapan di dalam negeri berada pada kisaran 165.000 - 168.000 ton per bulan.

Dikatakan Rapolo bahwa permintaan global dan domestik tentu sangat dipengaruhi seberapa cepat pemulihan ekonomi di berbagai negara akibat adanya Pandemi Covid-19.

Baca Juga: Sejak awal pandemi, Kementan beri perhatian lebih kepada petani

Tantangan 2021

Rapolo menjelaskan industri oleokimia akan menghadapi sejumlah tantangan di tahun depan yang berkaitan seberapa cepat pemulihan ekonomi dari negara-negara tujuan ekspor utama produk oleochemical Indonesia, seperti India, Tiongkok, Eropa, Pakistan dan lain-lain.

Kalau pemulihan ekonomi negara-negara utama tujuan ekspor tersebut dapat segera pulih, maka ada harapan yang positif atau permintaan produk oleochemical Indonesia akan tetap tumbuh positif.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, dijelaskan Rapolom APOLIN perlu bersinergi dengan pemangku kepentingan lain termasuk pemerintah.  Sebagai contoh, diplomat kita di berbagai belahan untuk senantiasa mengkampanyekan industri sawit Indonesia secara umum dan oleochemical secara khusus. Upaya ini, di tahun 2021 Apolin akan membangun komunikasi dengan fungsi ekonomi kita di berbagai KBRI.

Baca Juga: GIMNI, Aprobi dan Apolin bersama FJS distribusikan 250 paket sembako

Selain itu, menurut Rapolo, Apolin tentu sangat mengharapkan dukungan dari pemerintah berupa konsistensi regulasi baik dari sisi pungutan ekspor, adanya tax holiday dan tax allowance serta harga gas industri US$ 6 per MMBTU di halaman industri. Konsistensi berbagai regulasi tersebut akan memberikan kepastian bagi investor untuk menanamkan modalnya di sektor hilir kelapa sawit di Indonesia.

Saat ini, ada beberapa perusahaan yang sudah beroperasi di Indonesia dan menghubungi Apolin yang menyatakan niat untuk investasi di sektor oleokimia.

"Komitmen ini belum bisa kami proyeksikan nilai investasinya. Para investor (investasi baru maupun perluasan) biasanya akan memanfaatkan fasilitas tax holiday dan tax allowance, dan lazimnya (pengalaman selama ini) pihak pemerintah akan mengundang industri untuk menampung berbagai masukan, "pungkasnya menutup pembicaraan.

Selanjutnya: Penurunan harga gas bisa dorong industri jadi lebih ekspansif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×