kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

APPSI berharap Indonesia tidak tergantung impor


Jumat, 16 Agustus 2013 / 11:47 WIB
APPSI berharap Indonesia tidak tergantung impor
ILUSTRASI. Bendera Uni Eropa


Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Indonesia akan merayakan hari jadinya yang ke 68 pada 17 Agustus 2013. Selalu muncul harapan untuk Indonesia menjadi lebih baik setiap tahunnya.

Harapan serupa juga dimiliki Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). Ngadiran, Sekretaris Jenderal APPSI menyampaikan, arti Indonesia yang lebih baik adalah negara yang bisa melakukan swasembada pangan dan bersih dari korupsi.

Dia bilang, setiap kebijakan pemerintah untuk mengimpor komoditas pangan selalu ada kongkalikong dari pihak pengusaha sebagai importir.

"Di mana ada impor selalu ada permainan. Memang tidak langsung merugikan uang negara tapi rakyat yang menderita," ungkap Ngadiran kepada KONTAN, Jumat (16/8).

Ngadiran bercerita, harga komoditas impor yang tinggi di Indonesia terebut berbeda jauh dengan harga komoditas dari negara asal. Dia menyarankan harusnya pemerintah dapa mengontrol harga tersebut.

"Pemerintah tinggal tetapkan saja harga eceran tertinggi (HET). Kalau tidak mau jangan kasih izinnya," ujarnya.

Dia juga menilai, seharusnya Indonesia dapat melakukan swasembada pangan untuk komoditas seperti beras, cabai, bawang merah, dan wortel dalam waktu dekat. Sebab, pengembangan komoditas tersebut dapat dilakukan dengan cara rekayasa genetika.

Meski begitu, Ngadiran tidak yakin Indonesia dapat mencapai target swasembada pangan di tahun 2014. "Tahun depan belum yakin dapat swasembada karena pemimpinnya belum ganti," ungkapnya.

Terkait terus melonjaknya harga pangan belakangan ini, lanjut dia, pemerintah jangan terus menyalahkan iklim cuaca, sistem distribusi, dan infrastruktur. "Ya seharusnya hal tersebut bisa diselesaikan jangan terus dijadikan kambing hitam," jelasnya.

Terakhir, Ngadiran berharap Indonesia dapat bebas dari korupsi dan menjadi negara yang lebih transparan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×