kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

APR Energy ancam matikan lagi PLTD di Nias


Rabu, 18 Mei 2016 / 18:36 WIB
APR Energy ancam matikan lagi PLTD di Nias


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

JAKARTA. APR Energy yang sebelumnya mematikan PLTD di Nias sehingga memadamkan pulau itu. Kini mereka sudah kembali beroperasi. Namun demikian, pada Rabu (19/5) tiba-tiba APR Anergy mengirim surat terbuka dengan isinya sangat mengejutkan. Perusahaan Amerika Serikat itu akan meninggalkan Indonesia secara permanen, bukan saja di Nias tetapi pembangkit APR yang ada di beberapa daerah.

Ketua dan CEO APR Energy John Campion menulis, sejak tahun 2013 lalu, APR sudah bekerja dan memberikan pasokan listrik yang dapat diandalkan. Sayangnya PLN belum membayar tagihan-tagihan APR Energy. "Perusahaan itu tidak menghormati kontrak dengan kami. Tetapi PLN terus mengumpulkan uang dari masyarakat Nias untuk listrik yang mereka gunakan," kata dia dalam surat terbukanya ke KONTAN, Rabu (19/5).

Dia menyatakan, oleh karena itu, APR tidak dapat lagi bisa meneruskan beroperasi di Nias atau dimanapun di Indonesia. "Pada akhir Mei kami akan secara permanen akan menutup PLTD berkapasitas 20 MW," kata dia.

Kata John, meskipun APR akan pergi dari Nias, pihaknya akan tetap melindungi rakyat Nias dan akan menjual PLTD ke PLN. "Sayangnya PLN belum menanggapi tawaran kami," kata dia.

Dia meminta warga Nias memahami keputusan APR meninggalkan Nias, dan APR menyesali dampak yang akan terjadi jika pembangkit dimatikan. Tetapi APR meerupakan sebuah usaha yang memiliki karyawan yang bekerja. "Jika kami tidak dibayar, kami tidak akan membayar karyawan kami," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×